dc.description.abstract | Tuberkulosis menjadi perhatian global dan masih mengalami berbagai macam tantangan. Program Strategy End TB telah digulirkan namun angka kejadian TB masih terbilang tinggi serta angka penemuan kasus baru belum maksimal. WHO mencatat bahwa Indonesia menempati urutan kedua terbanyak di dunia setelah India. Keluhan utama pasien meliputi sesak napas, batuk,produksi sputum yang berlebihan sehingga muncul masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas.Laporan kasus ini bertujuan untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan pada pasien Tuberkulosis dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas. Desain yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah laporan kasus. Partisipan terdiri atas dua orang yang mengalami Tuberkulosis Paru dan memiliki masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas di Ruang Melati Dr. Haryoto Lumajang. Tehnik yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, studi dokumentasi. Intervensi yang dilakukan untuk mengurangi masalah dengan melakukan batuk efektif di sampig intervensi lain berupa pemberian air hangat sebelum melakukan batuk efektif dan pengaturan posisi. Intervensi setiap hari dilakukan 1 kali, dengan frekuensi 5 menit. Hasil evaluasi didapatkan bahwa pada kedua pasien tujuan tercapai sebagian karena pada pasien dengan penyakit Tuberkulosis paru batuk berdahak yang dialami bersifat kronis, namun demikian kedua pasien sudah bisa melakukan batuk efektif. Dari hasil di tersebut, diharapkan bagi keluarga dapat mengaplikasikan batuk efektif selama tidak didampingi perawat atau selama perawatan di rumah. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk menambah lagi frekuensi batuk efektif menjadi 4 atau 5 x/ hari, dengan maksimal 5x/hari. Bagi perawat diharapkan dapat mengaplikasikan atau meningkatkan tindakan keperawatan batuk efektif pada kasus ketidakefektifan bersihan jalan napas pada pasien TB paru | en_US |