Asuhan Keperawatan Dengue Haemorhagic Fever (Dhf) Pada An. K Dan An. Q Dengan Masalah Keperawatan Hipertermi Di Ruang Bougenvile Rsud Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2018
Abstract
Penyakit Dengue Haemorhagic Fever merupakan penyakit akibat virus Dengue yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini banyak ditemukan diseluruh dunia terutama di negara-negara tropik dan subtropik baik sebagai penyakit endemik maupun epidemik. Kejadian Luar Biasa (KLB) dengue biasanya terjadi di daerah endemik dan berkaitan dengan datangnya musim penghujan. Demam salah satu manifestasi klinik yang selalu ditemukan, kebanyakan peneliti melaporkan 100% penderita DHF didahului oleh demam. Hipertermi merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus.Demam DHF memiliki ciri khusus yang berbeda dengan demam yang lainnya yaitu yang disebut demam pelana kuda yang artinya demam hari ke 2 - 3 suhu tubuh naik hari ke 4-5 suhu tubuh menurun dan hari ke 6-7 suhu tubuh naik kembali. Diwilayah Lumajang sendiri, terdapat peningkatan jumlah penderita hipertermi akibat DHF pada dua bulan terakhir yakni pada bulan januari dan februari 2016, tercatat ada 29 orang orang yang mengalami hipertermi karena dari DHF. Jumlah ini meningkat menjadi 44 pada februari 2016. Dari 73 jumlah penderita positif DHF itu, 4 penderita diantaranya meninggal dunia (Dinkes Kab.Lumajang, 2016). Laporan kasus ini dilaksanakan dengan pengumpulan data berdasarkan metode kualitatif yaitu menanyakan secara langsung kepada klien dan keluarga dengan masalah yang telah dihadapi klien yang disebut anamnesa. Anamnesa dilakukan berdasarkan lembar WOD (wawancara, observasi, dan dokumentasi) Pengkajian dari identitas klien lengkap, keluhan utama masuk rumah sakit adalah klien mengalami demam , keluhan saat pengkajian adalah demam, pola kebiasaan,pemeriksaan fisik, menegakkan diagnosa keperawatan hipertermi. Hipertemi pada an. K dengan suhu 38,6 pada hari ke 8 dan an. Q dengan suhu 38,1 pada hari ke 6, kulit kemerahan akibat demam tinggi, pertambahan RR lebih dari 30-40x/menit, takikardi 80-90x/menit. Pada anak K tidak mengalami trombositopeni dan anak Q mengalami trombositopeni.