dc.description.abstract | Perkembangan bahasa dikatakan penting, karena bahasa adalah alat untuk
berkomunikasi kepada sesama, baik secara lisan, tulisan, isyarat, atau mimik muka.
Berbicara merupakan alat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan, atau
mengkomunikasikan pikiran, ide, maupun perasaan. Observasi yang telah dilakukan di TK
Dharma Indria II Jember memberikan hasil, bahwa kemampuan berbicara anak masih
menggunakan bahasa yang bercampur-baur dengan bahasa daerahnya, bahasa daerah tidak
hanya digunakan hanya saat di luar kelas saja akan tetapi bahasa daerah juga digunakan
saat proses pembelajaran berlangsung. Melihat kondisi yang demikian pembelajaran
bermain peran berbantuan boneka tangan dicobakan untuk mengetahui pembelajaran
tersebut berpengaruh atau tidak terhadap kemampuan berbicara anak. Dengan
menggunakan perbandingan dua kelas yaitu kelompok B 1 dan kelompok B 2, kelompok
B 1 sebagai kelompok kontrol dan kelompok B 2 sebagai kelompok eksperimen.
Kelompok B 1 berjumlah 24 anak sedangkan kelompok B 2 berjumlah 23 anak, akan tetapi
satu anak dari kelompok B 2 tidak pernah masuk sekolah mulai dari semester 1, jadi
kelompok B 2 berjumlah 22 anak yang aktif.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah; Adakah pengaruh penerapan bermain peran berbantuan boneka tangan terhadap
kemampuan berbicara anak kelompok B TK Dharma Indria II Jember. Berdasarkan
rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh penerapan bermain peran berbantuan boneka tangan terhadap kemampuan
berbicara anak kelompok B TK Dharma Indria II Jember.
Penelitian ini dilakukan di TK Dharma Indria II Jember. Subjek penelitian ini adalah
anak kelompok B TK Dharma Indria II Jember. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental dengan desain penelitian Nonequivalen Control Group Design. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif.
Kelompok eksperimen diberikan perlakuan terus menerus selama 4 hari atau 4 kali
pertemuan berturut-turut, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan sama
sekali atau menggunakan pembelajaran konvensional. Kedua kelompok kontrol dan
eksperimen diujikan pretest dan posttest secara bersama-sama dan pada hari yang sama.
Dari hasil penelitian dapat diperoleh nilai rata-rata pada kelompok kontrol saat dilakukan
pretest sebesar 16,33 sedangkan kelompok eksperimen diperoleh sebesar 17,40. Hasil
posttest pada kelompok kontrol sebesar 19,25 sedangkan untuk kelompok eksperimen
sebesar 25,65. Setelah posttest hasil perhitungan dari uji beda menunjukkan bahwa Sig.(2
tailed) menunjukkan 0,00 atau (0,00<0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran bermain peran berbantuan boneka tangan dapat mempengaruhi kemapuan
berbicara anak.
Saran yang disampaikan yaitu bermain peran berbantuan boneka tangan efektif
maka perlu diajarkan atau diterapkan oleh guru, saat penyampaian atau pemberian istruksi
guru harus jelas agar mudah ditangkap anak. Bagi kepala TK, metode bermain peran
berbantuan boneka tangan dapat mendukung peningkatan kualitas pendidikan di sekolah
dan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi daam peningkatan kompetensi guru. | en_US |