Show simple item record

dc.contributor.advisorKusumah, Maulana Surya
dc.contributor.authorAfandi, Sultan Ahmad
dc.date.accessioned2018-07-30T06:57:30Z
dc.date.available2018-07-30T06:57:30Z
dc.date.issued2018-07-30
dc.identifier.nimNIM130910302042
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86733
dc.description.abstractDeforestasi merupakan ancaman nyata terhadap keberlangsungan kehidupan masyarakat di Bumi. Usaha deforestasi dikaitkan dengan usaha masyarakat yang menjadi korban dalam kondisi tertentu sebagai wujud usaha strategi bertahan hidup. Sehingga dimunculkanlah usaha konservasi yang mengarah kepada pemanfaatan pada lahan konservasi. Sebagai pengetahuan dasar tentang konservasi, masyarakat Sukamade sebagai masyarakat perkebunan menilai bahwa kawasan konservasi hanyalah hutan yang tidak boleh dimasuki. Pengetahuan tersebut merupakan produk klasik tentang usaha membangun pengetahuan dan konstruksi sosial di masa lalu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguraikan, mendeskripsikan dan menganalisis usaha pembangunan pengetahuan dan konstruksi masyarakat Dusun Sukamade tentang konservasi yang berpengaruh terhadap analisa deforestasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan teknik pengumpulan data menggunakan observasi langsung, wawancara secara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menghasilkan 3 temuan yaitu: pertama, pembangunan pengetahuan tentang konservasi melibatkan pihak Taman Nasional, perkebunan dan masyarakat lokal. Pembangunan pengetahuan tentang konservasi kepada masyarakat Dusun Sukamade meliputi tentang peraturan – peraturan konservasi. Dari pembangunan pengetahuan terhadap konservasi, masyarakat diharapkan memahami pentingnya konservasi dan pelestarian. Selain pembangunan pengetahuan dan pemahaman tentang konservasi, terdapat pula kontrol dan pengawasan dalam pelaksanaan konservasi. Kontrol dan pengawasan tersebut melibatkan dari 3 stakeholder yaitu Taman Nasional Merubetiri, Perkebunan PT Sukamade dan masyarakat. Kedua, tindakan sosial masyarakat Sukamade terhadap upaya konservasi. Tindakan sosial masyarakat meliputi tindakan kooperatif dan tindakan pelanggaran. Tindakan assosiatif masyarakat yaitu sikap kooperatif untuk tidak melakukan pelanggaran. Tindakan positif yaitu munculnya nilai – nilai masyarakat dalam Dusun Sukamade dalam menjaga hutan mereka sendiri dari pihak luar sehingga menumbuhan kesadaran baru dan menekan angka pelanggaran dalam kawasan. Tindakan - tindakan pelanggaran yaitu berburu satwa, illegal logging, dan ancaman pembukaan lahan untuk pertanian. Kecenderungan tindakan sosial dissosiatif saat ini masih sedang, karena melihat waktu masyarakat yang tidak seluruhnya dihabiskan bekerja di perkebunan sehingga praktek untuk melakukan pelanggaran masih tetap ada. Ketiga, fungsi ekonomi dalam usaha pelestarian hutan. Menjaga kelestarian hutan dengan nilai – nilai konservasi sebagai fungsi pengawetan dan pemanfaatan merupakan bentuk orientasi ekonomi yang terkandung dalam nilai konservasi. Hutan yang lestari memiliki motif nilai ekonomi yang lebih tinggi daripada sekedar membuka lahan untuk komoditi dan produksi. Masyarakat menyadari kekayaan yang dimiliki Merubetiri khususnya kawasan Sukamade. Sehingga dengan kekayaan itu masyarakat dapat hidup berdampingan dan memanfaatkan sumberdaya seperlunya dengan bijak untuk tetap memiliki kekayaan alam dan kelestarian sebagai bentuk pemahaman terhadap nilai konservasi.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries130910302042;
dc.subjectKonstruksi Sosialen_US
dc.subjectPengetahuan Hutan Konservasien_US
dc.subjectMasyarakat Sukomadeen_US
dc.subjectDeforestasien_US
dc.titleKonstruksi Sosial Tentang Pengetahuan Hutan Konservasi Bagi Masyarakat Sukomadeen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record