Show simple item record

dc.contributor.authorNarulita, Erlia
dc.date.accessioned2018-07-30T05:34:20Z
dc.date.available2018-07-30T05:34:20Z
dc.date.issued2018-07-30
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86711
dc.description.abstractMedia kultur mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan teknik kultur in vitro. Media kultur terdiri dari unsur hara makro, mikro, sumber karbon (gula), vitamin dan asam amino serta zat pengatur tumbuh. Senyawa-senyawa tersebut mempunyai arti penting untuk kelangsungan pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan secara in vitro. Dalam kultur in vitro terdapat dua jenis media yaitu media padat dan media cair, dimana perbedaan terletak pada ada atau tidak agar. Media cair digunakan untuk tujuan tertentu seperti pembentukan protocorn like body (PLB) pada anggrek dan jahe. Unsur hara makro N, P, K, Ca, Mg merupakan kebutuhan pokok pertumbuhan tanaman yang disediakan dalam bentuk garam-garaman anorganik. Macam-macam dan konsentrasi garam-garam anorganik yang diperlukan tergantung jenis media. Unsur hara mikro (Fe, Zn, B, Cu, Co dan Mo) adalah komponen protein sel tanaman yang penting dalam proses metabolisme dan fisiologi. Vitamin sangat penting dalam kultur jaringan tanaman, utamanya dalam memperbaiki pertumbuhan dan morfogenesis maupun dalam pembelahan sel.Terdapat sejumlah vitamin yang sering digunakan dalam media kultur, antara lain thiamine (B1), mio-inositol, niacin, pyridoksin (B6). Asam amino diperlukan dalam pertumbuhan kultur, karena merupakan sumber yang cepat diserap oleh sel tanaman. Beberapa asam amino telah dibuktikan mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan kultur, misalnya cystein dapat mengurangi pencoklatan pada kultur tebu, asparagin sering digunakan untuk merangsang regenerasi sel. Glycine sering digunakan dalam banyak formulasi media. Senyawa karbohidrat terutama gula, merupakan komponen yang selalu ada dalam media kultur, kecuali untuk tujuan yang sangat spesifik. Beberapa jenis senyawa gula yang sering digunakan sebagai sumber C adalah sukrosa, glucosa dan rafinosa. Sedangkan fruktosa dan galaktosa kurang efektif. Manosa dan laktosa paling tidak efektif. Senyawa gula juga berperanan dalam tekanan osmotik media. Ada lima macam golongan zat pengatur tumbuh (ZPT) yaitu sitokinin, auksin, giberalin, inhibitor dan ethylene. ZPT yang paling sering digynakan dalam kultur adalah auksin dan sitokinin, yang berperan merangsang pertumbuhan dan morfogenesis sel jaringan dan organ. Penambahan ZPT dari luar dapat mengubah kandungan ZPT endogen sel.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPetunjuk Praktikum Bioteknologien_US
dc.titlePetunjuk Praktikum Bioteknologien_US
dc.typePracticum Manualen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record