dc.description.abstract | Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan
ikan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari- hari. Nelayan merupakan jenis
pekerjaan yang mengandalkan tenaga fisik yang kuat dan stamina yang fit, untuk
menghindari kelelahan dan rasa kantuk yang membahayakan, maka sebagian
besar masyarakat nelayan mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kopi setiap hari
sebanyak 1-3 cangkir/hari. Kebiasaan mengkonsumsi kopi itu sudah turun
menurun mulai dari kelompok nelayan tua hingga kelompok nelayan muda.
Kandungan kopi yang terkenal adalah kafein. Kafein memiliki efek meningkatkan
tekanan darah dan dapat memicu hormon stres yang mengakibatkan emotional
eating atau kebutuhan makanan yang menyenangkan. Kebutuhan makan yang
tidak terkontrol akan mengakibatkan peningkatan lemak perut sehingga berat
badan semakin bertambah. Selain itu peningkatan berat badan pada peminum kopi
juga terjadi karena penggunaan gula dalam kopi yang berlebihan. Gula dapat
mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan tubuh resisten terhadap insulin,
karena lemak di perut bertambah dan bisa memicu terjadinya obesitas apabila
dikonsumsi dalam jangka panjang. Obesitas berakibat terhadap timbulnya
penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif saat ini sering muncul di negara
berkembang seperti Indonesia, salah satunya adalah tekanan darah tinggi
(hipertensi). Di Indonesia pada tahun 2013 prevalensi hipertensi tertinggi terdapat
pada Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 30,9%. Penyakit hipertensi
menempati rangking ketiga dari jumlah 15 penyakit terbesar di Desa Puger
Kecamatan Puger Kabupaten Jember yang dikenal sebagai daerah pantai dan
banyak nelayan. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara konsumsi kopi, status gizi,
dan tekanan darah pada nelayan.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan design
penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Desa Puger Kulon dan Puger
Wetan Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Populasi dalam penelitian ini adalah
masyarakat nelayan di Desa Puger Kulon dan Puger Wetan sebanyak 715 jiwa.
Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random
sampling. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu pengumpulan data
primer dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner, pengukuran, dan
observasi.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar masyarakat nelayan
memiliki pola konsumsi kopi yang terdiri dari jenis kopi instan murni, frekuensi
minum kopi 3 cangkir/hari, lama minum kopi 6-10 tahun, jumlah bahan tambahan
yang digunakan gula 2 sendok teh, dan jumlah kopi 1 bungkus untuk kopi instan,
2 sendok teh untuk kopi murni/bubuk. Sebagian besar status gizi masyarakat
nelayan berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) dalam kategori normal. Sebagian
besar masyarakaat nelayan memiliki status tekanan darah diatas normal. Tidak
terdapat hubungan antara konsumsi kopi (jenis kopi p=0,076, frekuensi minum
kopi p=0,566, lama minum kopi p=0,793 jumlah bahan tambahan yang digunakan
p=0,935, dan jumlah kopi p=0,327) dengan status gizi pada masyarakat nelayan
di Desa Puger Kulon dan Puger Wetan. Hasil uji statistik tingkat konsumsi kopi
(jenis kopi p=0,219, frekuensi minum kopi p=0,206, lama minum kopi p=0,204,
jumlah bahan tambahan yang digunakan p=0,063, dan jumlah kopi p=0,662)
dengan status tekanan darah didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara konsumsi kopi dengan tekanan darah. Tidak terdapat hubungan
secara signifikan antara status gizi dengan tekanan darah pada masyarakat nelayan
di Desa Puger Kulon dan Puger Wetan p -value (0,082) > (0,05). Hal ini
menunjukkan konsumsi kopi pada nelayan tidak berpengaruh terhadap status gizi,
maupun kenaikan tekanan darah. Dan status tekanan darah nelayan juga tidak
dipengaruhi oleh status gizi. | en_US |