Show simple item record

dc.contributor.advisorHUM, Sugiyanto, M.
dc.contributor.advisorHUM, Marjono, M.
dc.contributor.authorWIDIARTO, Ony
dc.date.accessioned2018-07-27T07:10:55Z
dc.date.available2018-07-27T07:10:55Z
dc.date.issued2018-07-27
dc.identifier.nimNIM140210302018
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86590
dc.description.abstractLatar belakang penelitian ini yaitu setelah bangsa Indonesia merdeka hingga terjadinya perubahan bentuk negara Indonesia yang semula sejak KMB (Konferensi Meja Bundar) adalah negara federal kembali menjadi bentuk negara kesatuan (1945-1950). Kondisi Indonesia yang masih kacau baik bidang sosial, politik dan ekonomi mendorong Sultan Hamengku Buwono IX untuk mengaplikasikan tindakan penyelamatan Republik Indonesia. Sikap demokrasi dan optimis Sultan Hamengku Buwono IX yang dipelajarinya sejak kecil menjadi landasan untuk memutuskan berbagai tindakan. Proses pengamanan masa awal kemerdekaan hingga akhir Agresi II, penataan negara dimasa peralihan untuk mempersiapkan KMB, penandatangan penyerahan kedaulatan KMB di Jakarta, dan menjaga pertahanan negara pasca KMB dilakukan oleh Sultan Hamengku Buwono IX. Hal ini mengakibatkan proses integrasi antara negara-negara bagian RIS bersama RI. Penelitian ini mengkaji beberapa masalah ; (1) bagaimana latar belakang Hamengku Buwono IX mempertahankan kemerdekan Republik Indonesia; (2) bagaimana tindakan Hamengku Buwono IX dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945-1950. Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah: (1) mengkaji secara mendalam latar belakang Hamengku Buwono IX mempertahankan kemerdekan Republik Indonesia; (2) mengkaji secara mendalam tindakan atau strategi Hamengku Buwono IX dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945-1950. Adapun manfaat yang ingin dicapai peneliti adalah (1) bagi penulis, penelitian ini merupakan usaha untuk mendalami materi sejarah pada masa 1945-1950 dan tokoh Sultan Hamengku Buwono IX; (2) bagi calon guru sejarah, penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan materi mengenai sejarah Indonesia masa 1945-1950 dan peranan tokoh Sultan Hamengku Buwono IX; (3) bagi pemuda, penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan semangat untuk mencintai Republik Indonesia, menjaga persatuan, dan menghargai pengorbanan para pahlawan; (4) bagi almamater, penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tambahan, referensi dan pengembangan ilmu pengetahuan yang bermanfaat sebagai salah satu wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi dan menambah khasanah kepustakaan Universitas Jember. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang langkah-langkahnya adalah Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori Konflik milik Lewis Coser, sementara pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan sosiologi politik. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: (1) Sultan Hamengku Buwono IX berhasil membantu Republik Indonesia untuk memindah ibukota ke Yogyakarta untuk menghindari konflik dengan Belanda di Jakarta. (2) Selain memindahkan ibu kota, Sultan memberikan berbagai fasilitas dan hartanya untuk berkorban mempertahankan Republik Indonesia. (3) Ketika Belanda menduduki Yogyakarta pada Agresi Militer II, Sultan Hamengku Buwono IX lewat serangan umum yang dirancangnya berhasil membuktikan bahwa Republik Indonesia masih ada dan harus dilanjutkan dalam meja perundingan. (4) Sultan mempersiapkan masa peralihan menuju KMB dan menjadi penerima mandat penandatangan penyerahan kedaulatan KMB di Jakarta. Bentuk federal yang tercipta dari KMB menciptakan suatu konflik di berbagai daerah Indonesia. Terdapat kelompok yang mendukung bentuk negara kesatuan dan kelompok federal yang lebih menginginkan Republik Indonesia Serikat harus tetap berdiri. Konflik yang terus berlanjut akhirnya menimbulkan pemberontakan dari Westerling di negara bagian Pasundan. Pemberontakan Weterling berhasil diketahui dan dicegah oleh Sultan Hamengku Buwono IX. Tokoh federalis yang juga bekerjasama dengan Westerling, yaitu Sultan Hamid II berhasil ditangkap. Sehingga membuat gerakan penyatuan di berbagai daerah negara bagian semakin kuat dan terwujud pada 17 Agustus 1950.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries140210302018;
dc.subjectSultan Hamengku Buwono Ixen_US
dc.subjectMempertahankan Kemerdekaan Indonesia Tahun 1945-1950en_US
dc.titlePeranan Sultan Hamengku Buwono IX dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Tahun 1945-1950en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record