dc.description.abstract | Penggunaan kontrasepsi di Kabupaten Jember tahun 2016 didominasi oleh
metode kontrasepsi perempuan dibandingkan dengan metode kontrasepsi pria.
Dari data yang diperoleh persentase penggunaan metode kontrasepsi kondom
hanya sebesar 0,89% dan metode operatif pria sebesar 0,19%. Hal tersebut sangat
berbeda jauh dengan penggunaan metode kontrasepsi perempuan sebesar 98,92%.
Perbedaan angka tersebut menunjukkan bahwa peran laki-laki dalam penggunaan
metode kontrasepsi sangat kecil. Dari penelitian sebelumnya diperoleh hasil
bahwa perempuan yang menggunakan kontrasepsi akan memiliki tingkat otonomi
yang tinggi, namun penelitian tersebut tidak meneliti tingkat otonomi perempuan
dengan penggunaan kontrasepsi yang melibatkan pasangan yaitu metode
kontrasepsi laki-laki ataupun pasangan. Dari hal ini peneliti ingin mengetahui
perbedaan otonomi perempuan yang melibatkan pasangan ataupun tidak dalam
penggunaan kontrasepsi serta faktor yang mempengaruhi ada atau tidaknya
perbedaan tersebut. Penulis merasa perlu untuk meneliti hubungan antara
otonomi perempuan dengan penggunaan metode kontrasepsi pada perempuan,
laki-laki dan pasangan di Kabupaten Jember.
Penelitian ini dilakukan di 6 Kecamatan yaitu Silo, Pakusari, Jelbuk, Ambulu,
Mayang dan Sumbersari. Pendekatan cross-sectional digunakan pada penelitian
ini. Populasi penelitian ini adalah peserta kb aktif di Kabupaten Jember. Teknik
pengambilan sampelnya merupakan multistage random sampling yang terdiri dari
tiga tahap. Tahap pertama cluster sampling untuk menentukan sampel kecamatan,
tahap kedua untuk menentukan sampel desa dan tahap ketiga menggunakan
teknik random sampling untuk menentukan responden penelitian dari setiap desa.
Variabel bebas yang diteliti adalah otonomi perempuan dan variabel
sosiodemografi yang meliputi usia, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi/ pendapatan, bentuk keluarga, jumlah anak hidup. Variabel terikat pada penelitian
ini adalah penggunaan metode kontrasepsi. Cara penyajian data yang digunakan
adalah tabel, grafik, dan deskripsi tertulis. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis secara analitik secara univariabel dan bivariabel. Analisis
bivariabel menggunakan uji chi-square.
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa responden umumnya berusia
20-44 tahun, memiliki jumlah anak hidup 1-2 anak, berpendidikan dasar, tidak
bekerja, pendapatan keluarga di bawah UMK dan tinggal di keluarga besar.
Berdasarkan pengukuran elemen otonomi perempuan didapatkan bahwa lebih
dari setengah perempuan memiliki otonomi tinggi, mayoritas perempuan
memiliki sikap tidak setuju terhadap kekerasan suami dan sikap setuju terhadap
penolakan berhubungan seks dengan suami saat dalam kondisi tertentu, lebih
banyak perempuan memiliki otonomi tinggi dalam pengambilan keputusan
keuangan dan pembuatan keputusan domestik/RT, dan lebih dari setengah
responden memiliki kebebasan fisik yang rendah. Mayoritas responden
menggunakan metode kontrasepsi perempuan, dan metode yang paling sering
digunakan adalah metode suntik.
Proporsi tingkat otonomi tinggi lebih banyak pada perempuan dengan tingkat
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, bekerja, berada pada keluarga
dengan pendapatan di atas UMK dan memliki bentuk keluarga kecil. Proporsi
perempuan yang melibatkan suami dalam penggunaan metode kontrasepsi
laki-laki dan pasangan lebih banyak pada perempuan yang bekerja dan memiliki
jumlah anak hidup >2. Perempuan yang melibatkan suami dalam penggunaan
kontrasepsi laki-laki dan pasangan memiliki otonomi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perempuan yang tidak melibatkan suami dalam penggunaan
kontrasepsi.
Saran yang diberikan bagi DPPPAKB adalah peningkatan jangkauan dana
bantuan sosial kepada kelompok kewirausahaan perempuan dan memberikan
pelatihan agar siap bekerja atau berwirausaha. Perempuan yang bekerja
diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan perekonomian keluarga, yang
nantinya akan berdampak pada peningkatan otonomi perempuan. | en_US |