Show simple item record

dc.contributor.advisorBaroya, Ni’mal
dc.contributor.advisorRamani, Andrei
dc.contributor.authorRahayu, Hadaina Wulan
dc.date.accessioned2018-07-26T07:24:15Z
dc.date.available2018-07-26T07:24:15Z
dc.date.issued2018-07-26
dc.identifier.nimNIM132110101090
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86511
dc.description.abstractPenggunaan kontrasepsi di Kabupaten Jember tahun 2016 didominasi oleh metode kontrasepsi perempuan dibandingkan dengan metode kontrasepsi pria. Dari data yang diperoleh persentase penggunaan metode kontrasepsi kondom hanya sebesar 0,89% dan metode operatif pria sebesar 0,19%. Hal tersebut sangat berbeda jauh dengan penggunaan metode kontrasepsi perempuan sebesar 98,92%. Perbedaan angka tersebut menunjukkan bahwa peran laki-laki dalam penggunaan metode kontrasepsi sangat kecil. Dari penelitian sebelumnya diperoleh hasil bahwa perempuan yang menggunakan kontrasepsi akan memiliki tingkat otonomi yang tinggi, namun penelitian tersebut tidak meneliti tingkat otonomi perempuan dengan penggunaan kontrasepsi yang melibatkan pasangan yaitu metode kontrasepsi laki-laki ataupun pasangan. Dari hal ini peneliti ingin mengetahui perbedaan otonomi perempuan yang melibatkan pasangan ataupun tidak dalam penggunaan kontrasepsi serta faktor yang mempengaruhi ada atau tidaknya perbedaan tersebut. Penulis merasa perlu untuk meneliti hubungan antara otonomi perempuan dengan penggunaan metode kontrasepsi pada perempuan, laki-laki dan pasangan di Kabupaten Jember. Penelitian ini dilakukan di 6 Kecamatan yaitu Silo, Pakusari, Jelbuk, Ambulu, Mayang dan Sumbersari. Pendekatan cross-sectional digunakan pada penelitian ini. Populasi penelitian ini adalah peserta kb aktif di Kabupaten Jember. Teknik pengambilan sampelnya merupakan multistage random sampling yang terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama cluster sampling untuk menentukan sampel kecamatan, tahap kedua untuk menentukan sampel desa dan tahap ketiga menggunakan teknik random sampling untuk menentukan responden penelitian dari setiap desa. Variabel bebas yang diteliti adalah otonomi perempuan dan variabel sosiodemografi yang meliputi usia, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi/ pendapatan, bentuk keluarga, jumlah anak hidup. Variabel terikat pada penelitian ini adalah penggunaan metode kontrasepsi. Cara penyajian data yang digunakan adalah tabel, grafik, dan deskripsi tertulis. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis secara analitik secara univariabel dan bivariabel. Analisis bivariabel menggunakan uji chi-square. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa responden umumnya berusia 20-44 tahun, memiliki jumlah anak hidup 1-2 anak, berpendidikan dasar, tidak bekerja, pendapatan keluarga di bawah UMK dan tinggal di keluarga besar. Berdasarkan pengukuran elemen otonomi perempuan didapatkan bahwa lebih dari setengah perempuan memiliki otonomi tinggi, mayoritas perempuan memiliki sikap tidak setuju terhadap kekerasan suami dan sikap setuju terhadap penolakan berhubungan seks dengan suami saat dalam kondisi tertentu, lebih banyak perempuan memiliki otonomi tinggi dalam pengambilan keputusan keuangan dan pembuatan keputusan domestik/RT, dan lebih dari setengah responden memiliki kebebasan fisik yang rendah. Mayoritas responden menggunakan metode kontrasepsi perempuan, dan metode yang paling sering digunakan adalah metode suntik. Proporsi tingkat otonomi tinggi lebih banyak pada perempuan dengan tingkat pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, bekerja, berada pada keluarga dengan pendapatan di atas UMK dan memliki bentuk keluarga kecil. Proporsi perempuan yang melibatkan suami dalam penggunaan metode kontrasepsi laki-laki dan pasangan lebih banyak pada perempuan yang bekerja dan memiliki jumlah anak hidup >2. Perempuan yang melibatkan suami dalam penggunaan kontrasepsi laki-laki dan pasangan memiliki otonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang tidak melibatkan suami dalam penggunaan kontrasepsi. Saran yang diberikan bagi DPPPAKB adalah peningkatan jangkauan dana bantuan sosial kepada kelompok kewirausahaan perempuan dan memberikan pelatihan agar siap bekerja atau berwirausaha. Perempuan yang bekerja diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan perekonomian keluarga, yang nantinya akan berdampak pada peningkatan otonomi perempuan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries132110101090;
dc.subjectOtonomi Perempuanen_US
dc.subjectPenggunaan Metode Kontrasepsien_US
dc.titleHubungan Otonomi Perempuan dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi di Kabupaten Jemberen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record