dc.description.abstract | Faktor penting dalam kehidupan sosial dimasyarakat adalah kesehatan lingkungan. Seiring pesatnya pertumbuhan penduduk, meningkat pula ketidakseimbangan yang terjadi pada lingkungan. Kesehatan lingkungan dapat terganggu dengan adanya pencemaran lingkungan atau biasa disebut polusi. Polusi dapat dikategorikan menjadi 4 macam, yaitu: polusi udara, air, tanah, dan suara. Polusi suara atau kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu pendengaran manusia. Kebisingan dapat terjadi di wilayah perkotaan padat penduduk, daerah industri, perumahan dekat rel kereta api, bandara, studio musik, bahkan di tempat ibadah, seperti masjid yang terletak di pinggir jalan raya.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti, kebisingan di tempat pendidikan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: padatnya lalu lintas kendaraan di jalan raya yang letaknya berdekatan dengan sekolah, banyaknya warga yang melintas di sekitar tempat pendidikan. Intensitas suara yang berlebihan ini tentu dapat mengganggu konsentrasi proses pembelajaran. Kebisingan dapat diukur menggunakan alat ukur kebisingan yang disebut Sound Level Meter. Selain menggunakan SLM (Sound Level Meter) produksi pabrik, kebisingan dapat pula diukur menggunakan SLM hasil rakitan sendiri. Seiring berkembangnya dunia elektronika yang semakin pesat pada saat ini, terciptalah teknologi digital yang menjadi awal mula dibuatnya piranti canggih yang disebut mikrokontroler Arduino. Dengan arduino, perancang dapat memodivikasi sendiri rangkaian alat yang akan dibuat. Dari uraian tersebut, peneliti tertarik untuk merancang alat ukur kebisingan menggunakan mikrokontroler arduino uno. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Merancang alat ukur multisensor SLM (Sound Level Meter) disertai sistem data logger berbasis arduino, 2) Mengkaji tingkat kebisingan rata-rata di SMP Negeri 2 Jember pada pagi, siang dan malam hari diukur menggunakan multisensor SLM (Sound level meter) disertai sistem data logger berbasis arduino.
Berdasarkan analisis data setelah penelitian dilaksanakan, menunjukkan bahwa SLM rakitan peneliti telah layak digunakan sebagai alat ukur standar, setelah dilakukan kalibrasi menggunakan SLM standar pabrik. Tingkat error Multisensor SLM rancangan peneliti berkisar antara -2.09% hingga 5.71% dibanding SLM standar produksi pabrik.
Data hasil pengukuran tingkat intensitas bunyi di SMP Negeri 2 Jember menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi nilai TI bunyi pada penelitian ini adalah waktu pengukuran dan jumlah kendaraan yang melintas di jalan raya PB Sudirman yang terletak di depan dan samping SMP Negeri 2 Jember. Nilai TI bunyi rata-rata harian mencapai 70,65 dB. Nilai tersebut melebihi ketentuan pemerintah mengenai standar bising yang ditetapkan untuk tempat pendidikan yaitu sebesar 55 dB.
Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa: (1) Mikrokontroler arduino uno digunakan sebagai pengendali sistem kerja rangkaian Multisensor SLM (Sound Level Meter ) dengan piranti input berupa sound sensor dan piranti output berupa LED, LCD, dan Sistem data logger, SLM rancangan peneliti dikalibrasi dengan kalibrator berupa SLM standar pabrik. SLM rancangan dapat digunakan untuk mengukur tingkat intensitas bunyi dengan nilai error kurang dari 1%; (2) Faktor yang mempengaruhi nilai tingkat intensitas bunyi yang diukur di SMP Negeri 2 Jember pada penelitian ini adalah waktu pengambilan data dan jumlah kendaraan yang lewat di jalan PB Sudirman Jember. Berdasarkan data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa SMP Negeri 2 Jember dikategorikan sebagai tempat Pendidikan yang lingkungannya bising. | en_US |