dc.description.abstract | Dunia perunggasan khususnya peternakan ayam broiler merupakan subsektor peternakan yang saat ini berkembang pesat dan efisien dibandingkan jenis unggas yang lain. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ayam broiler lebih cepat dibandingkan komoditas ternak lainnya karena pemeliharaan ayam broiler hanya membutuhkan waktu 35-42 hari. Ayam broiler adalah jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi terutama dalam memproduksi daging ayam.
Dampak negatif yang ditimbulkan salah satunya berupa emisi yang dapat mencemari udara dari usaha peternakan ayam broiler, yaitu berupa gas hidrogen sulfide (H2S) dan nitrogen diokside (NO2). Selain gas, terdapat partikel yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan yaitu debu. Kandungan utama debu pada peternakan unggas umumnya berasal dari pakan, kotoran, dan bulu ayam. Debu yang berlebihan dapat mengakibatkan emisi debu. Dampak debu bagi manusia salah satunya adalah dapat mengganggu kesehatan khususnya terhadap gangguan pernafasan.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran antara paparan debu terhadap gejala asma pada pada pekerja peternakan ayam broiler di Desa Bulakmanggis Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian dilaksanakan dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 orang. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara dengan kuesioner, observasi, dokumentasi, pengukuran kadar debu yang dihirup pekerja oleh petugas Balai Hiperkes Surabaya. Variabel bebas penelitian ini adalah usia, riwayat penyakit asma, kebiasaan merokok, lama bekerja, masa kerja, upaya membatasi diri dari paparan di tempat kerja, serta kadar debu. Data dianalisis menggunakan tabulasi silang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 45 % pekerja peternakan berumur 35-44 tahun, 75% tidak memiliki riwayat penyakit asma, 95% merokok, 45% memiliki lama bekerja 7 jam per hari, 60% memiliki masa kerja >5 tahun, dan 85% tidak melakukan upaya membatasi diri dari paparan di tempat kerja. Hasil pengukuran kadar debu yang dihirup pekerja menunjukkan bahwa dari 20 sampel pengukuran terdapat 9 sampel melebihi NAB. Dari hasil tabulasi silang antara karakteristik responden diketahui bahwa 9 responden (45%) berusia 35-44 tahun dan 6 responden (40%) diantaranya mengalami gejala asma. 5 responden (25%) memiliki riwayat penyakit asma dan seluruhnya mengalami gejala asma, responden dengan lama bekerja 7 jam berjumlah 9 responden (45%) dan seluruhnya mengalami gejala asma, responden dengan masa kerja >5 tahun berjumlah 12 reponden (60%) dan 8 responden (53,3%) diantaranya mengalami gejala asma, responden dengan kebiasaan merokok sebanyak 19 responden (95%) 14 responden (93,3%) diantaranya mengalami gejala asma, responden yang tidak membatasi diri dari paparan sebanyak 17 responden (85%) dan 14 responden (93,3%) diantaranya mengalami gejala asma.
Saran dalam penelitian ini adalah Frekuensi pembersihan kotoran ayam ditingkatkan menjadi tiga hari sekali. Pemilik hendaknya memberikan masker untuk menghindarkan tenaga kerja dari debu peternakan ayam broiler, Pemilik peternakan ayam broiler hendaknya tidak mempekerjakan pekerja usia dibawah 17 tahun, Mengadakan pergantian jam kerja (shift kerja) secara berkala. perlu adanya upaya meningkatkan kebiasaan pemakaian masker dalam melakukan aktifitas kerja dan menghentikan kebiasaan merokok, pekerja hendaknya melakukan penyemprotan dengan menggunakan air di sekitar lingkungan kerja untuk mengurangi paparan debu di tempat kerja. | en_US |