Show simple item record

dc.contributor.advisorMaria, Fransiska
dc.contributor.advisorHolidah, Diana
dc.contributor.authorAmalia, Nina
dc.date.accessioned2018-07-25T06:58:44Z
dc.date.available2018-07-25T06:58:44Z
dc.date.issued2018-07-25
dc.identifier.nim132210101076
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86401
dc.description.abstractHati merupakan organ yang berperan penting pada sistem metabolisme, biosintesis, sekresi, dan detoksifikasi. Hati dapat rusak karena penggunaan obat seperti parasetamol dosis berlebih dan akibat pemberian dosis berulang yang mampu menyebabkan kegagalan hati akut. Parasetamol menjadi salah satu penyebab kegagalan hati akut di beberapa negara. Melalui hasil observasi tahun 2010-2011, parasetamol menjadi salah satu obat penginduksi penyakit hati terbanyak pada pasien di salah satu rumah sakit di Indonesia. Keracunan parasetamol ditandai dengan peningkatan enzim transaminase, alkalin fosfat, γ-glutamil transferase dan laktat dehidrogenase. Kelebihan parasetamol di dalam tubuh akan mengakibatkan peningkatan produksi NAPQI. NAPQI yang tidak berikatan dengan protein hati, akan berikatan kovalen dengan hepatosit yang dapat menyebabkan stres oksidatif dan nekrosis hepatoselular. Stres oksidatif diakibatkan reaksi oksidasi yang menghasilkan radikal bebas reaktif yang dapat merusak struktur dan fungsi sel. Reaktivitas radikal bebas tersebut dapat dicegah atau dikurangi dengan senyawa yang bersifat antioksidan. Kurma (Phoenix dactylifera L.) memiliki kandungan senyawa yang dapat menurunkan efek radikal bebas. Kandungan senyawa seperti fenolat, flavonoid dan vitamin C terbukti dapat menangkal radikal bebas. Sari buah kurma mempunyai kapasitas total antioksidan sebesar 752,9 μg ascorbic acid equivalent antioxidant (AAE) per gram yang setara dengan vitamin C sebanyak 8,4 mg. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian sari buah kurma terhadap kadar SGOT dan SGPT mencit yang sebelumnya diinduksi parasetamol Penelitian ini merupakan true experimental laboratories untuk mengetahui pengaruh pemberian sari buah kurma terhadap hati mencit yang diinduksi parasetamol.Parameter yang digunakan yaitu penurunan kadar enzim SGOT dan SGPT hati mencit yang diinduksi parasetamol. Penelitian ini menggunakan 24 ekor mencit yang terbagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif yang hanya mendapatkan induksi parasetamol, kelompok kontrol positif dengan perlakuan vitamin C dan tiga kelompok lainnya mendapatkan perlakuan sari buah kurma dosis 5, 10 dan 20 ml/kgBB yang dilakukan selama 7 hari. Kadar SGOT dan SGPT diukur pada hari ke-1 (24 jam setelah induksi parasetamol) dan hari ke-8 setelah pemberian perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kadar SGOT dan SGPT setelah induksi parasetamol dan penurunan kadar SGOT dan SGPT setelah pemberian vitamin C dan sari buah kurma berbagai dosis selama 7 hari. Hasil analisis statistik menunjukkan pemberian sari buah kurma dapat menurunkan nilai kadar SGOT dan SGPT secara signifikan ( p<0,001 ). Diantara ketiga dosis tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian sari buah kurma dosis 10 ml/kgBB yang memiliki kemampuan setara dengan vitamin C.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectSari Buah Kurmaen_US
dc.subjectKadar SGOTen_US
dc.subjectKadar SGPTen_US
dc.subjectHatien_US
dc.subjectParasetamolen_US
dc.titlePengaruh Pemberian Sari Buah Kurma terhadap Kadar SGOT dan SGPT Hati Mencit yang Diinduksi Parasetamolen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record