dc.description.abstract | Sumber air yang berasal dari mata air pegunungan perlu dikelola dengan
baik salah satunya untuk irigasi. Irigasi yang terdapat pada Desa Curahtakir
Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember adalah irigasi non teknis yang hanya
mengandalkan aliran air dari pegunungan yang ditampung pada DAM.
Pengelolaan saluran irigasi non teknis perlu dilakukan dengan baik agar
pembagian air untuk irigasi merata. Keterlibatan masyarakat, pengelola dan
pemerintah dalam pengelolaan irigasi perlu diketahui dengan pendekatan
kelembagaan. Pengelolaan irigasi pada umumnya dikelola oleh jasa ulu -ulu dan
biasanya petani membayar air irigasi atas pengelolaan irigasi yang telah
disepakati. Pembayaran tersebut digunakan untuk mengetahui willing to pay
petani terhadap pengelolaan irigasi. Selain itu, perlu dilakukan analisis mengenai
faktor yang mempengaruhi willing to pay petani terhadap irigasi.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tempurejo dengan metode
penelitian deskriptif analitik. Metode pengambil sampel menggunakan
Disproportionate Stratified Random Sampling dengan penentuan sampel yaitu
sampel yang diambil untuk lokasi A adalah sebesar 7 orang, untuk lokasi tengah
adalah sebesar 23 orang dan lokasi bawah adalah sebesar 25 orang. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara dan observasi.
Metode yang analisis digunakan dalam penelitian dengan menggunakan
pendekatan kelembagaan, pendekatan CVM (Contingent Valuating Method) dan
regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan : 1) Manajemen irigasi non teknis Desa
Curahtakir hanya terjadi hubungan ekonomi saja diantara petani dan pengelola
irigasi, petani hanya membayarkan sejumlah nilai yang telah disepakati bersama.;
2) Nilai WTP yang dikeluarkan oleh petani Curahtakir dalam satu tahun adalah
sebesar Rp 11.954.055,- tahun/ha dan 3) Variabel yang mempengaruhi nilai WTP
yang dikeluarkan petani adalah variabel luas lahan, jarak petak dam dengan lahan,
dummy dam Asmoya dan dummy dam Bloksadeng. | en_US |