dc.description.abstract | Ilmu Pengetahuan Alam adalah sekumpulan teori yang sistematis,
penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan
berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta
menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.
Fisika adalah salah satu cabang dari IPA dipandang penting untuk diajarkan
sebagai mata pelajaran tersendiri karena memberikan bekal ilmu kepada peserta
didik untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan
masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan pembelajaran di sekolah
akan terwujud dari keberhasilan belajar siswa yang dipengaruhi oleh faktor dari
dalam individu maupun dari luar individu diantaranya minat belajar. Kemampuan
berpikir kritis tidak lain adalah kemampuankemampuan
pemecahan masalah
untuk menghasilkan pengetahuan yang dapat dipercaya. Berpikir kritis seseorang
tidak dapat berkembang dengan sendirinya, melainkan harus dengan proses
pembelajaran dan latihan. Tujuan pertama dalam penelitian ini adalah
menganalisis korelasi antara minat belajar dengan kemampuan berpikir kritis pada
pokok bahasan rangkaian arus searah dengan kemampuan berpikir kritis siswa.
Tujuan penelitian kedua dalam penelitian ini adalah menganalisis arah korelasi
antara minat belajar dengan kemampuan berpikir kritis pada pokok bahasan
rangkaian arus searah dengan kemampuan berpikir kritis siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Tempat penelitian
ditentukan menggunakan purposive sampling area yang dilaksanakan di MA
Negeri Bawu Jepara. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
dengan angket dan tes. Teknik analisis data untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian ini menggunakan uji korelasi spearman rank dengan bantuan
aplikasi SPSS 22.
Hasil analisis MIA 1 koefisien korelasi yang diperoleh sebesar -0,01 yang
menunjukkan bahwa korelasi antara minat belajar dengan kemampuan berpikir
kritis sangat rendah. Pada kelas MIA 2 koefisien korelasi yang diperoleh 0,425
yang menunjukkan bahwa korelasi antara minat belajar dengan kemampuan
berpikir kritis sedang. Pada kelas MIA 3 koefisien korelasi yang diperoleh sebesar
0,240 yang menunjukkan bahwa korelasi antara minat belajar dengan kemampuan
berpikir kritis rendah Pada kelas MIA 4 koefisien korelasi yang diperoleh sebesar
-0,40 yang menunjukkan bahwa korelasi antara minat belajar dengan kemampuan
berpikir kritis sangat rendah. Hasil analisis korelasi secara umum minat belajar
dengan kemampuan berpikir kritis siswa menunjukkan adanya korelasi sebesar
0,315 yang tergolong dalam kategori rendah. Dari hasil uji korelasi spearman
rank secara parsial pada masing-masing kelas, MIA 1 memiliki koefisien korelasi
-0,01 sehingga memiliki arah korelasi negatif. Pada MIA 2 koefisien korelasi
yang diperoleh 0,425 sehingga memiliki arah korelasi positif. Pada kelas MIA 3
koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,240 sehingga memiliki arah korelasi
positif. Pada kelas MIA 4 koefisien korelasi yang diperoleh sebesar -0,40
sehingga memiliki arah korelasi negatif. Sedangkan dari hasil uji korelasi
spearman rank secara umum koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,315
memliki arah korelasi positif. Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka
kesimpulan dari penelitian ini adalah: Korelasi antara minat belajar dengan
kemampuan berfikir kritis siswa pada pokok bahasan rangkaian arus searah
tergolong rendah di MAN Bawu Jepara. Dan, Korelasi antara minat belajar
dengan kemampuan berpikir kritis kritis siswa pada pokok bahasan rangkaian arus
pada masing-masing kelas memiliki arah yang berbeda 2 kelas menunjukkan arah
korelasi positif dan 2 kelas menunjukkan arah korelasi negatif, sedangkan pada
data keseluruhan korelasi minat belajar dan kemampuan berpikir kritis memiliki
arah positif. | en_US |