dc.description.abstract | Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Siswa beranggapan pembelajaran matematika sulit, karena
dalam pembelajaran siswa cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika
dan hanya mengulang-ulang menyebutkan definisi yang disampaikan oleh guru
atau buku yang dipelajari tanpa memahami maksud dari isi definisi tersebut.
Pemahaman adalah kemampuan seseorang untukmemahami makna dan arti dari
apa yang telah dipelajari. Kaidah pencacahan merupakan salah satu cabang dari
matematika yang harus dikuasai oleh siswa. Kaidah pencacahan merupakan cara
atau aturan untuk menghitung semua kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu
percobaan tertentu. Kaidah pencacahan berisikan konsep yang sulit untuk dapat
dipahami oleh siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Pendeskripsian pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan gambaran dari
proses berpikir kombinatorik siswa pada siswa kelas XI MIPA 4 SMA Negeri
Rambipuji. Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen yaitu tes proses
berpikir kombinatorik, kunci jawaban tes proses berpikir kombinatorik, dan
pedoman wawancara. Hasil validasi instrumen proses berpikir kombinatorik dan
pedoman wawancara baik dari segi isi, konstruksi , bahasa, waktu, dan aspek
pedoman wawancara berturut-turut adalah 3,58 dan 2,8. Artinya keseluruhan data
dapat dikatakan valid. Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap data yang
diperoleh dari siswa kelas XI MIPA 4 terhadap indikator proses berpikir
kombinatorik yang telah dimodifikasi yaitu, siswa dapat menuliskan tentang apa
yang diketahui dalam soal kaidah pencacahan, siswa dapat mengubah soal kaidah
pencacahan yang diberikan ke dalam kalimat matematika, siswa mampu
menyelesaikan dan menemukan solusi dari soal kaidah pencacahan , dan siswa
mampu menjelaskan tahap penyelesaian soal kaidah pencacahan secara sistemati sesuai dengan konsep yang ada. Data yang dianalisis adalah data hasil tes proses
berpikir kombinatorik siswa dan hasil wawancara mendalam terhadap jawaban
siswa.
Pelaksanaan pengumpulan data dimulai sejak 26 Pebruari 2018 dan 28
Pebruari 2018. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kelas XI MIPA
yang berjumlah 35 siswa, dipilih 6 siswa sebagai subjek penelitian. Pemilihan 6
siswa tersebut berdasarkan pada kriteria kecakapan dalam berkomunikasi.
Selanjutnya dilakukan proses wawancara terhadap 6 subjek tersebut, untuk
mendukung data yang sudah diperoleh pada saat tes.
Analisis hasil tes dan wawancara terhadap subjek S1 menyatakan, bahwa
subjek dapat dengan mudah menjelaskan dan memaparkan semua maksud dari
soal. Sehingga subjek S1 mampu memenuhi semua aspek 1, 2, 3, dan 4. Subjek
S2 masih subjek bingung dan tidak mampu menjelaskan ketika ditanya tentang
informasi yang terdapat pada soal. Hal seperti ini biasanya disebabkan oleh
beberapa faktor yakni, subjek kurang mengerti akan maksud dari soal yang
diberikan serta ketidakpahaman subjek akan konsep kaidah pencacahan. Subjek
S3 mampu memenuhi kriteria menuliskan kalimat matematika akan tetapi kurang
lengkap. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa subjek mampu
menjelaskan setiap langkah pengerjaannya, namun ketika dilihat pada lembar
jawaban tes subjek kurang teliti dalam menuliskan jawabannya, sehingga terdapat
beberapa langkah yang hilang.
Analisis hasil tes dan wawancara subjek S4 sama dengan subjek S3 dalam
pemenuhan setiap aspeknya. Subjek S4 juga kurang teliti dalam menuliskan
jawabannya, sehingga hasil jawaban tes dan wawancara menunjukkan hasil yang
berbeda. Akan tetapi bedanya pada saat ditanya tentang proses pengerjaan, subjek
S4 menyatakan bahwa hasil pengerjaan tersebut menggunakan perkiraan. Hal ini
membuktikan bahwa subjek S4 belum sepenuhnya memahami konsep yang ada.
Subjek S5 dalam menyelesaikan soal proses berpikir kombinatorik mampu
memenuhi aspek 1, 2, 3, dan 4. Pada aspek yang pertama subjek S5 mampu
mencapai kriteria menuliskan yang diketahui dan ditanya dengan benar dan
lengkap. Untuk aspek 2, subjek mampu mencapai kriteria menuliskan kalimat matematika dengan benar dan lengkap. Aspek 3, subjek mampu mencapai kriteria
menuliskan model matematika dengan langkah yang sistematis sesuai dengan
konsep yang benar, tetapi kurang lengkap. Hal ini disebabkan subjek kurang teliti
dalam menuliskan langkah penyelesaiannya, sehingga ada sebagian langkah yang
hilang. Sedangkan untuk aspek 4, subjek mampu mencapai kriteria menuliskan
langkah penyelesaian dengan benar dan lengkap, namun tanpa kesimpulan.
Subjek S6 dalam menyelesaikan soal proses berpikir kombinatorik mampu
mencapai aspek 1, 2, 3, dan 4. Pada aspek 1, subjek mampu mencapai kriteria
menuliskan yang diketahui dan ditanya dengan benar dan lengkap. Aspek 2,
subjek dapat memenuhi pada kriteria menuliskan kalimat matematika tetapi
kurang lengkap. Untuk aspek 3, subjek mampu mencapai kriteria menuliskan
model matematika dengan langkah yang sistematis sesuai dengan konsep dengan
benar dan lengkap. Sedangkan untuk aspek 4, subjek mampu mencapai kriteria
menuliskan langkah penyelesaian dengan benar dan lengkap serta menuliskan
kesimpulan. Berdasarkan aspek 4 ini dan didukung dengan hasil wawancara
menunjukkan bahwa subjek S6 sudah memahami maksud dan konsep dari soal
yang diberikan.
Bagi penelitian selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang proses
berpikir kombinatorik siswa diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber
maupun referensi yang terkait dengan proses berpikir kombinatorik siswa agar
hasil penelitian lebih baik dan lengkap. Bukan hanya itu, peneliti selanjutnya juga
diharapkan lebih mempersiapkan diri dalam proses pengambilan data sehingga
penelitian dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Penelitian selanjutnya juga
disarankan, instrumen untuk menggali proses berpikir kombinatorik siswa lebih
dikembangkan. | en_US |