dc.description.abstract | Selama ini kegiatan belajar mengajar di sekolah penyampaian materi pelajaran
dilakukan dengan ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Namun komunikasi
yang terjadi antara guru dengan siswa masih searah, misalnya guru menerangkan,
siswa mendengarkan, guru bertanya dan siswa menjawab. Selain itu, keaktifan siswa
dalam proses belajar mengajar masih kurang. Hal itu dapat dilihat dari sedikitnya
siswa yang mau bertanya serta kurangnya perhatian siswa pada materi yang
disampaikan oleh guru sehingga di kelas ini masih 35% siswa yang tidak tuntas dari
standart ketuntasan belajar 70.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa untuk
dapat membangun sendiri pengetahuannya dan mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan motifator adalah
pembelajaran reciprocal. Pendekatan reciprocal merupakan pendekatan yang
memusatkan perhatian kepada proses berfikir siswa. Dimana dalam pembelajaran
reciprocal ada beberapa langkah yang dapat menuntun siswa untuk aktif dalam
pembelajaran yaitu: siswa mengajukan pertanyaan, membuat ikhtisar tentang
informasi-informasi penting dari bacaan yang sudah dibaca, membuat prediksi dan
mencatat hal-hal yang kurang jelas dari bacaan yang ada.
Hasil belajar pada penelitian ini adalah kemampuan yang dicapai siswa dalam
menyelesaikan tugas, tes akhir serta aktivitas siswa selama pembelajaran. Dari hasil
belajar tersebut dapat diketahui ketuntasan belajar dari proses pembelajaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan, aktivitas siswa,
dan ketuntasan belajar dalam pembelajaran reciprocal dengan penilaian unjuk kerja.
Penelitian ini dilakukan di kelas VIIB SMP Negeri 4 Lumajang pada tanggal 19
ix
sampai 30 April 2010. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang
menggunakan dua siklus yakni siklus I dan siklus II.
Hasil penelitian penerapan pembelajaran reciprocal teaching pokok bahasan
segi empat pada siklus pertama belum maksimal, karena siswa masih banyak yang
belum mengerti dengan apa yang harus mereka lakukan. Sehingga guru lebih intensif
untuk memberikan bimbingan pada siswa. Pada langkah reciprocal, aktivitas
memprediksi dan mengklarifikasi yang persentasenya masih belum maksimal.
Persentase aktivitas memprediksi mencapai 71.43%, sedangkan persentase aktivitas
mengklarifikasi mencapai 73.33%. Hal ini dikarena pembelajarn ini baru pertama kali
dilaksanakan di SMP Negeri 4 Lumajang khususnya kelas VIIB. Namun pada siklus
kedua penerapan pembelajaran ini mengalami peningkatan, persentase aktivitas
memprediksi meningkat dari 71.43% menjadi 90.05%, sedangkan persentase aktivitas
memprediksi meningkat dari 73.33% menjadi 86.67%. Hal ini dikarenakan siswa
mulai terbiasa dengan pembelajaran ini dibantu dengan bimbingan dari guru(peneliti).
Pada siklus pertama aktivitas siswa mencapai 73.61% dikategorikan aktif, dan
siklus II mencapai 90.51% dari hasil tersebut siswa dikategorikan sangat aktif.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika dengan menerapkan
pembelajaran reciprocal teaching dapat meningkatkan aktifitas siswa.
Dari hasil belajar pada pembelajaran reciprocal diperoleh ketuntasan belajar
siswa secara klasikal dari siklus I sebesar 72.22% dan siklus II sebesar 86.11%,
berdasarkan kriteria ketuntasan hasil belajar di SMP Negeri 4 Lumajang pada siklus
II dan maka hasil belajar siswa tersebut dikategorikan tuntas. Artinya penerapan
pembelajaran reciprocal teaching tersebut telah mencapai ketuntasan hasil belajar.
Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran
reciprocal ini dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VII B SMP
Negeri 4 Lumajang pada pembelajaran sub pokok bahasan segi empat. | en_US |