dc.description.abstract | Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
Penerapan Participatory Rural AppraisalDalam Model Desa Konservasi di
Taman Nasional Meru Betiri dapat disimpulkan dalam dua point yaitu pertama
adalah penerapan PRA pada masing-masing tahapan, dan kedua tentang kendala
yang ada dalam penerapan PRA.
Penerapan Participatory Rural Appraisal dalam Model Desa Konservasi di
Taman Nasional Meru Betri dilakukan melaui Tahap persiapan dimana terdapat
dua kegiatan yaitu pertama, petugas melakukan pendekatan kepada masyarakat
Resort Rajegwesi dimana dalam proses pendekatannya menggunakan pendekatan
santai dan informal, Kedua, Peserta dipilih melalui kriteria yang telah ditetapkan
oleh fasilitator namun kriteria tersebut tidak mengikat, Selanjutnya adalah Tahap
pendampingan yang dilakukan dengan tiga kegiatan yaitu Pertama, sosilisasi
MDK dilakukan dengan melalui mengumpulkan stakeholder untuk membangun
kesepahaman mengenai kegiatan MDK. Kedua Pendampingan PRA dilakukan
melalui empat teknik yaitu Transek, Diagram Venn, Kalender Musim dan
Kegiatan Sehari. Ketiga, penyusnan Proposal hasil pendampingan PRA dilakukan
melalui diskusi tentang hasil PRA yang kemudian dituangkan dalam bentuk
proposal pelatihan terkait pengembangan MDK adapaun proposal yang dibuat
adalah proposal pengedaan perahu wisata, sekertariat MER, proposal pelatihan
homestay, pelatihan pemandu dan pelatihan biogas. Dan yang terakhir adalah
Tahap pelatihan hasil pendampingan PRA yang dilakukan melalui dua kegiatan
yaitu Pertama, penyusnan rencana kegiatan dilakukan dengan membagi kelompok
untuk kebutuhan pelatihan yang disesuikan dengan kemampuan individu.Kedua,
melakukan pelatihan yaitu pelatihan homestay, pemandu dan biogas. | en_US |