TOKSISITAS SUBAKUT CACING TANAH KERING (Pheretima javanica K.) TERHADAP HISTOPATOLOGI DAN MORFOLOGI USUS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus B.)
Abstract
Antibiotik digunakan sebagai obat untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
Salah satu antibiotik yang sering digunakan adalah chloramfenikol. Penggunaan
antibiotic kurang efektif karena dapat menimbulkan efek samping berupa penekanan
sumsum tulang belakang. Obat tradisional semakin dikembangkan dan diteliti, salah
satunya cacing tanah. Cacing tanah yang banyak ditemukan di Indonesia adalah
Pheretima sp. Cacing tanah dapat dipercaya menurunkan demam dan memperlancar
peredaran darah serta mempunyai daya anti bakteri yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri seperti Salmonella thypi.
Kemampuan cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri gram
positif dan gram negatif disebabkan oleh kandungan zat antibakteri yang terdapat
pada cacing tanah yaitu berupa Lumbricin-I. Serbuk cacing tanah (Pheretima
javanica K.) kering sebagai obat tradisional dapat diterima di pelayanan kesehatan
formal, maka hasil data empirik harus didukung oleh bukti ilmiah tentang khasiat dan
keamanan penggunaanya pada manusia. Bukti tersebut hanya dapat diperoleh dari
penelitian yang dilakukan secara sistematik. Tahapan pengembangan obat tradisional
terdiri dari uji toksisitas dan uji farmakodinamik. Uji toksisitas sebagai langkah awal
untuk melindungi konsumen terhadap kemungkinan bahaya suatu obat. Uji toksisitas
yang dilakukan pada penelitian ini yaitu uji toksisitas subakut yang merupakan uji
lanjutan toksisitas akut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh serbuk
cacing tanah kering (Pheretima javanica K.) terhadap histopatologi dan morfologi organ usus tikus putih (Rattus norvegicus B.) yang diberi perlakuan selama 90 hari.