Show simple item record

dc.contributor.authorDwi Nur Hidayati
dc.date.accessioned2013-12-12T06:38:13Z
dc.date.available2013-12-12T06:38:13Z
dc.date.issued2013-12-12
dc.identifier.nimNIM080210402048
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/8563
dc.description.abstractKontaminasi atau yang biasa dikenal dengan ’kerancuan’ adalah percampuran bagian ungkapan yang satu dengan bagian yang lain. Pleonasme adalah pemakaian kata-kata yang berlebihan. Kontaminasi dan pleonasme merupakan salah satu bentuk gejala bahasa yang dapat menyebabkan ketidakefektifan kalimat. Bentuk-bentuk kontaminasi dan pleonasme sering muncul dalam penulisan berita di beberapa surat kabar, salah satunya surat kabar Memo Timur. Bahasa yang digunakan surat kabar Memo Timur cukup menarik akan tetapi masih terdapat kontaminasi dan pleonasme yang menyebabkan makna kalimat tidak sesuai dengan persepsi pembaca. Penelitian ini membahas bentuk serta penyebab terjadinya kontaminasi dan pleonasme dalam surat kabar Memo Timur edisi Januari 2012. Permasalahan yang dibahas adalah : (1) bagaimanakah bentuk kontaminasi dalam surat kabar Memo Timur edisi Januari 2012?, (2) bagaimanakah bentuk pleonasme dalam surat kabar Memo Timur edisi Januari 2012?, (3) apakah penyebab terjadinya kontaminasi dan pleonasme dalam surat kabar Memo Timur? Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentukbentuk serta penyebab terjadinya kontaminasi dan pleonasme dalam surat kabar Memo Timur. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif sedangkan rancangan penelitian ini adalah rancangan penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini yakni berita-berita kriminal yang terdapat dalam surat kabar Memo Timur Edisi Januari 2012. Data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, dan kalimat yang diidentifikasi sebagai gejala kontaminasi dan pleonasme dalam berita surat kabar Memo Timur edisi Januari 2012. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik dokumentasi dan wawancara sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif evaluatif. Hasil dan pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa makna kalimat yang bertentangan dengan maksud, penggunaan struktur yang kurang tepat, dan pemakaian kata depan yang mendahului subjek merupakan bentuk kontaminasi kalimat, penggabungan dua kata yang bukan pasangannya dapat menimbulkan bentuk kontaminasi frasa, sedangkan pemakaian kata jadian yang tidak sesuai dengan penerapan afiks merupakan bentuk kontaminasi bentukan kata. Pengulangan makna yang sama dan penggunaan kata tugas berbentuk frasa yang tidak diperlukan merupakan bentuk pleonasme tataran frasa, sedangkan pemakaian kata tugas yang tidak tepat, pengulangan makna dengan bentuk berbeda, dan penulisan kata yang diulang dan dianggap tidak perlu merupakan bentuk pleonasme tataran kata. Kontaminasi dan pleonasme dalam berita surat kabar Memo Timur disebabkan oleh: kekurangpahaman terhadap kaidah bahasa, proses editing kurang maksimal, oplah lebih dipentingkan daripada kualitas tulisan, penggunaan bahasa disesuaikan dengan pola pikir masyarakat, serta penggunaan repetisi dan bombastisme bahasa yang dapat menimbulkan gejala ploenasme. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dalam penulisan berita surat kabar Memo Timur edisi Januari 2012 terdapat bentuk kontaminasi kalimat, kontaminasi frasa, dan kontaminasi bentukan kata, serta bentuk pleonasme tataran frasa dan pleonasme tataran kata. Kontaminasi dan pleonasme disebabkan oleh kekurangpahaman terhadap kaidah bahasa, proses editing kurang maksimal, oplah lebih dipentingkan daripada kualitas tulisan, penggunaan bahasa disesuaikan dengan pola pikir masyarakat, serta penggunaan repetisi dan bombastisme bahasa. Saran penelitian ini ditujukan untuk: (1) mahasiswa FKIP Bahasa Indonesia, hendaknya lebih berhati-hati dalam menulis agar dapat terhindar dari gejala kontaminasi dan pleonasme, (2) guru bahasa Indonesia, hendaknya dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai materi tambahan dalam penulisan berita atau penulisan kalimat yang efektif dan tidak efektif (3) jurnalis Memo Timur, hendaknya lebih memerhatikan kaidah dan struktur bahasa dalam proses penulisan berita, dan (4) peneliti selanjutnya yang ingin meneliti gejala kontaminasi dan pleonasme, hendaknya dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan referensi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries080210402048;
dc.subjectKontaminasi, Pleonasme, Berita Surat Kabar Memo Timuren_US
dc.titleKONTAMINASI DAN PLEONASME DALAM BERITA SURAT KABAR MEMO TIMUR EDISI JANUARI 2012en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record