dc.description.abstract | Masa balita merupakan awal kehidupan manusia. Anak balita mengalami masa peralihan dari kehidupan intrauteri ke ekstrauteri yang umumnya pada masa ini mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, namun tidak sedikit anak balita yang mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan hingga kematian. Anak balita dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) menyumbang kasus kematian neonatal sebesar 2,3% dari seluruh kematian neonatal dan 17,8% anak balita meninggal disebabkan oleh BBLR. Kasus BBLR di Kabupaten Malang bersifat fluktuatif dan pada tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 2,56% dari tahun sebelumnya yang hanya 2,44%. Dalam 4 tahun terakhir (2012-2016) Puskesmas Sumber Manjing Wetan masuk ke dalam sepuluh besar puskesmas dengan jumlah BBLR tertinggi di Kabupaten Malang. BBLR merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian neonatal dan perinatal serta tak jarang yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan. Untuk mencegah adanya gangguan tumbuh kembang, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui program Bina Keluarga Balita (BKB) bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dalam membina tumbuh kembang anak balita sesuai dengan usia dan tahap perkembangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pertumbuhan dan perkembangan balita dengan Berat Badan Lahir Rendah pada kelompok Bina Keluarga Balita dan Bukan Bina Keluarga Balita di wilayah kerja Puskesmas Sumber Manjing Wetan, Kabupaten Malang. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan jumlah sampel 102 responden. Subjek penelitian ini adalah balita BBLR berusia 1-24 bulan yang terdaftar di kohort bayi di wilayah kerja Puskesmas Sumber Manjing Wetan serta tinggal dan diasuh oleh ibu kandung mulai dari lahir hingga saat dilakukan penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, serta pengukuran. Variabel bebas terdiri dari karakteristik balita (umur, jenis kelamin, berat badan lahir, dan konsumsi ASI Ekslusif), karakteristik ibu (pekerjaan ibu, pendidikan ibu, jumlah pendapatan keluarga, dan jumlah anak) serta stimulasi oleh ibu kepada balita. Variabel terikat terdiri dari pertumbuhan yang diukur menggunakan pengukuran antropometrik (BB/PB) dan perkembangan menggunakan pengukuran berdasarkan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan tabulasi silang untuk menggambarkan distribusi proporsi masing-masing variabel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menurut karakteristik keluarga, paling banyak ibu berpendidikan menengah, mayoritas tidak bekerja, pendapatan dibawah UMR Kabupaten Malang, dan memiliki jumlah anak antara 1-2 anak. Sedangkan, menurut karakteristik balita, paling banyak balita berusia 9-18 bulan, perempuan, dan mayoritas tidak mengkonsumsi ASI Ekslusif. Sebagian besar ibu memberikan stimulasi baik kepada anak yang diukur menggunakan banyaknya stimulasi yang dilakukan ibu kepada balita sesuai dengan tahap usianya. Namun, jika dilihat dari masing-masing aspek perkembangan, persentase pemberian stimulasi paling rendah yaitu stimulasi gerak halus. Balita dengan BBLR, mayoritas memiliki kategori pertumbuhan normal dan perkembangan sesuai dengan tahap perkembangan menurut usia.
Balita dengan BBLR yang memiliki status gizi kurus dan tahap perkembangan meragukan sebagian besar dari keluarga dengan tingkat pendidikan dasar dan menengah, ibu tidak bekerja, pendapatan dibawah UMR Kabupaten Malang, dan memiliki jumlah anak 1-2 anak. Karakteristk keluarga pada kelompok BKB dan bukan BKB paling banyak ibu berpendidikan menengah, tidak bekerja, pendapatan dibawah UMR, dan jumlah anak kurang dari dua, namun pada kelompok BKB terdapat ibu berpendidikan tinggi. Karakteristik balita pada kelompok BKB paling banyak berusia 9-12 bulan dan jenis kelamin sama, sedangkan pada kelompok bukan BKB paling banyak berusa 12-15 bulan | en_US |