KEDUDUKAN MAHKAMAH AGUNG DALAM SENGKETA KEWENANGAN ANTAR LEMBAGA NEGARA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI
dc.contributor.advisor | Jayus | |
dc.contributor.advisor | Rachmad S, Iwan | |
dc.contributor.author | PUSPITASARI, METI | |
dc.date.accessioned | 2018-04-16T06:53:26Z | |
dc.date.available | 2018-04-16T06:53:26Z | |
dc.date.issued | 2018-04-16 | |
dc.identifier.nim | 030710101299 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/85365 | |
dc.description.abstract | Dan kesimpulan diatas, dapat disumbangkan beberapa saran yaitu: (1). Rumusan Pasal 65 UU No. 24 Tahun 2003 yang mengecualikan MA untuk menjadi pihak dalam perkara sengketa kewenangan antar lembaga negara sebaiknya dihapuskan, karena ketentuan ini tidak logis dan diskriminatif; (2). Setiap lembaga negara seharusnya membatasi diri masing-masing untuk melakukan dan tidak melakukan sesuatu di luar ketentuan konstitusi demi terlaksananya polar hubungan cheks and balances antar lembaga negara; (3). Perlu dibuat aturan yang mengatur secara terperinci dan tegas mengenai lembaga negara yang dapat menjadi pihak (subyek hukum) dalam sengketa kewenangan antar lembaga negara | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.subject | MAHKAMAH AGUNG | en_US |
dc.subject | SENGKETA KEWENANGAN | en_US |
dc.subject | LEMBAGA NEGARA | en_US |
dc.subject | UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 | en_US |
dc.subject | MAHKAMAH KONSTITUSI | en_US |
dc.title | KEDUDUKAN MAHKAMAH AGUNG DALAM SENGKETA KEWENANGAN ANTAR LEMBAGA NEGARA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI | en_US |
dc.type | Undergraduat Thesis | en_US |
Files in this item
This item appears in the following Collection(s)
-
UT-Faculty of Law [6214]
Koleksi Skripsi Fakultas Hukum