dc.description.abstract | Bahasa adalah sarana komunikasi. Setiap hari manusia melakukan aktivitas
komunikasi, oleh karena itu manusia tidak dapat lepas dari bahasa. Kesantunan
penting untuk diteliti karena dalam interaksi jual beli di pasar banyak orang tidak
mengerti arti kesantunan itu sendiri. Dalam kesantunan terdapat tolak ukur yang
mendasari kesantunan, tolak ukur kesantunan berbahasa didasari oleh faktor
menghargai yang terdiri dari tiga aspek, pertama adalah faktor pelaku, kedua aspek
kebahasaan, dan yang ketiga yaitu kompetensi tutur
Rancangan dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Sumber datanya peristiwa tutur tawar-menawar antara penjual dan pembeli di Pasar
Tanjung Jember, dan hanya dibatasi pada penjual dan pembeli saja. Data berupa
datanya segmen tutur dan konteks tutur dalam mengekspresikan kesantunan yang
berkenaan dengan maksim kearifan, kedermawanan, pujian, kerendahan hati,
kesepakatan. Teknik pengumpulan data yaitu teknik rekam, teknik simak, teknik
catat, dan teknik wawancara. Analisis data menggunakan metode alir yang terdiri atas
tiga proses kegiatan yaitu: (1) reduksi data (2) penyajian data, (3) penarikan
kesimpulan dan verifikasi data.
Hasil dan pembahasan dalam penelitan menunjukkan bahwa peristiwa tutur
tawar-menawar di Pasar Tanjung Jember ditemukan lima maksim yaitu kearifan,
kedermawanan, pujian, kerendahan hati, dan kesepakatan, tiap maksim juga
ditemukan realisasi dalam tawar-menawar. Maksim kearifan yang berbunyi buatlah
kerugian orang lain sekecil mungkin dalam tawar-menawar di Pasar Tanjung Jember
terdapat perealisasi yaitu memberi kebebasan sebagai realisasi; memberi alternatif
sebagai realisasi; dan memberi kepastian sebagai realisasi; maksim kearifan yang
berbunyi perbesar keuntungan pada orang lain hanya terdapat satu perealisasi, yakni
memberi pertanyaan sebagai realisasi. Maksim kedermawanan yang berbunyi
mengurangi keuntungan bagi diri sendiri dalam tawar-menawar di Pasar Tanjung
terdapat perealisasi yaitu memberi tawaran sebagai realisasi; dan memberi
permintaan sebagai realisasi; maksim kedermawanan yang berbunyi menambah
pengorbanan bagi diri sendiri dalam tawar-menawar hanya terdapat satu perealisasi
yaitu memberi potongan sebagai realisasi. Maksim pujian yang berbunyi mengurangi
mengurangi cacian pada orang lain dalam tawar-menawar di Pasar Tanjung Jember
hanya terdapat satu perealisasi yaitu memberi pertanyaan sebagai realisasi; maksim
pujian yang berbunyi perbanyak cacian pada diri sendiri juga hanya terdapat satu
perealisasi yaitu memberi keringanan sebagai realisasi. Maksim kerendahan hati yang
berbunyi mengurangi pujian pada diri sendiri dalam tawar-menawar di Pasar Tanjung
Jember hanya terdapat satu perealisasi yaitu memberi pilihan sebagai realisasi;
maksim kerendahan hati yang berbunyi memperbanyak pujian pada orang lain juga
terdapat satu perealisasi yaitu memberi penjelasan sebagai realisasi. Maksim
kesepakatan yang berbunyi mengurangi persesuaian antara diri sendiri dan orang lain
dalam tawar-menawar di Pasar Tanjung Jember hanya terdapat satu perealisasi yaitu
memberi penolakan sebagai realisasi; maksim kesepakatan yang berbunyi
meningkatkan persesuaian antara diri sendiri dan orang lain terdapat perealisasi
dalam tawar-menawar yaitu memberi pilihan sebagai realisasi; dan memberi
penjelasan sebagai realisasi.
Adapun saran dalam penelitian ini: (1) bagi mahasiswa PBSI hendaknya
dalam melakukan kesantunan tidak hanya dalam situasi formal saja, tapi dalam situasi
informal juga penting dilakukan, (2) bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia,
kesantunan berbahasa agar selalu diterapkan dalam pembelajaran, (3) bagi peneliti
lain yang hendak melakukan penelitian serupa, disarankan dapat menggali penelitian
lebih mendalam lagi, khususnya mengenai fungsi dan strategi kesantunan berbahasa. | en_US |