dc.description.abstract | Dalam pembelajaran Biologi, sangat diperlukan strategi pembelajaran
yang tepat yang dapat melibatkan siswa seoptimal mungkin baik secara intelektual
maupun emosional. Keberhasilan proses hasil pembelajaran di kelas dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain guru dan siswa. Selain menguasai materi seorang
guru juga dituntut untuk menguasai strategi - strategi penyampaian materi
tersebut, cara guru menciptakan suasana kelas akan berpengaruh terhadap respon
siswa dalam proses pembelajaran. Apabila guru berhasil menciptakan suasana
yang menyebabkan siswa termotifasi aktif dalam belajar akan memungkinkan
terjadi peningkatan hasil belajar. Namun kenyataannya, di MTs Negeri 5 Jember
pembelajaran yang berlangsung masih belum bisa menciptakan dan membuat
peserta didik termotivasi, senang, dan cinta terhadap pembelajaran. Akibatnya
aktivitas siswa tergolong rendah, hal ini terlihat dari banyaknya peserta didik yang
mengantuk, tidak bergairah, pasif, dan hanya menjadi objek pembelajaran. Oleh
karena itu banyak siswa yang tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
yang masih rendah di kelas VII-B MTs Negeri 5 Jember. Salah satu model
pembelajaran yang dianggap efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran yaitu
model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Menurut
Jauhar (2011), TGT (Teams Games Tournament) merupakan salah satu tipe atau
model pembelajaran kooperatif yang melibatkan seluruh siswa sebagai tutor
sebaya, mengandung unsur permainan dan reinforcement. Dalam pembelajaran ini di dalamnya terdapat suatu permainan akademik yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berkompetisi dalam upaya meningkatkan daya saing siswa.
Dengan adanya daya saing siswa akan menumbuhkan motivasi siswa untuk lebih
aktif dan berupaya untuk meningkatkan hasil belajarnya.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan jalan
merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan melalui
beberapa siklus secara kolaboratif yang bertujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya. Rancangan penelitian
tindakan kelas berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya.
Tahapan satu siklus meliputi: perencanaan (planning), tindakan (action),
pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Tahapan pada siklus
berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan
refleksi. Penelitian ini dilakukan 2 siklus, tiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan,
yakni 2 pertemuan untuk tatap muka dan 1 kali pertemuan untuk ulangan harian
akhir siklus. Pada hasil belajar siklus I 56% siswa tidak tuntas, selanjutnya
dilakukan penelitian siklus II sebagai bahan refleksi untuk mengetahui
peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Rancangan pembelajaran yang
diterapkan pada dasarnya hampir sama namun sudah ada perbaikan manajemen
waktu dan tindakan dari siklus sebelumnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa
ditunjukkan dengan perubahan aktivitas siswa dari prasiklus ke siklus II. Rata-rata
aktivitas diskusi 23%, aktivitas membaca 19%, aktivitas mencatat 9,5% dan
aktivitas memperhatikan penjelasan guru 7%. Hasil belajar siswa juga mengalami
peningkatan baik aspek kognitif pada saat prasiklus dari 25 siswa terdapat 6 siswa
tuntas dengan rata-rata kelas sebesar 84,5 dengan persentase ketuntasan sebesar
24%. Kemudian pada siklus I terdapat peningkatan, dari 25 siswa terdapat 11
siswa yang tuntas dengan rata-rata kelas sebesar 78,9 dengan persentase
ketuntasan sebesar 44%. Sehingga terdapat peningkatan rata-rata kelas dari
prasiklus ke siklus I sebesar 6,15 dan terdapat peningkatan persentase ketuntasan
dari prasiklus ke siklus I sebesar 38,1%. | en_US |