dc.description.abstract | Visi pembangunan nasional tahun 2005-2025 sebagaimana ditetapkan
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 adalah
Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Berkaitan dengan hal tersebut,
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis. Desa siaga merupakan gambaran masyarakat
yang sadar, mau dan mampu utuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman
terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit
yang berfungsi menimbulkan Kejadian Luar Biasa, kejadian bencana, kecelakaan,
dengan memanfaatkan potensi setempat secara gotong royong.
Pada tahun 2013 desa siaga yang aktif di Kabupaten Jember sebanyak 243
desa atau 69,82%, sedangkan desa siaga yang belum aktif sebanyak 5 desa atau
1,43%. Pada rencana strategis Kabupaten Jember pada tahun 2015 ingin membuat
semua desa menjadi status desa siaga, dan sudah tercapai 100% desa siaga pada
tahun 2015 yaitu sebanyak 348 desa. Kecamatan Sukowono merupakan kecamatan
yang paling banyak memiliki desa siaga sebanyak 12 desa siaga. Pencapaian desa
siaga di Kecamatan Sukowono yaitu 8 desa siaga aktif madya dan 4 desa siaga aktif
purnama. Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten yang memiliki AKB
tinggi. Pada tahun 2013 AKB pada tahun 2013 sebesar 113 per 1.000 kelahiran
hidup, dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 287 per 1.000 kelahiran hidup. Dari
data tersebut diketahui bahwa AKB masih sangat tinggi. Kecamatan Sukowono
merupakan salah satu kecamatan penyumbang AKB tertinggi yaitu sebesar 20 per
1000 kelahiran hidup. Pentingnya kesadaran gerakan masyarakat dalam hal
peningkatan desa siaga menjadi desa siaga aktif yang mana dapat menurunkan AKB
di suatu daerah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji faktor tingginya AKB pada desa
siaga di wilayah kerja Puskesmas Sukowono, Kabupaten Jember. Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Informan yang
dilibatkan terdiri dari informan kunci yaitu Bidan Koordinator dan Kepala
Puskesmas Sukowono, informan utama yaitu ibu yang memiliki bayi meninggal
tahun 2015, kader dan bidan desa, dan informan tambahan yaitu keluarga atau
tetangga ibu hamil dan dukun. Sumber data primer yang didapatkan peneliti
melalui hasil wawancara mendalam dengan informan kunci, utama, dan tambahan.
Sedangkan data sekunder didapatkan melalui studi dokumentasi. Instrumen
penelitian data yang digunakan adalah panduan wawancara.
Hasil penelitian menujukkan bahwa pada faktor ibu, umur ibu yang
mengalami kejadian kematian bayi kebanyakan ibu yang berisiko tinggi untuk
hamil. Status ekonomi ibu hamil sebagian besar memakai BPJS saat persalinan
sehingga tidak terlalu berat dalam pengeluaran. Pendidikan ibu banyak yang sudah
melakukan Pendidikan ≥ 6 tahun. Paritas ibu hamil banyak yang mempunyai anak
3 dan yang ketiga meninggal. Jarak kehamilan antar anak ibu hamil jauh jaraknya
berkisar ≥ 3 tahun. Pada faktor pelayanan kesehatan, perawatan antenatal ibu-ibu
hamil lengkap dari K1-K4, ibu-ibu rutin pergi ke posyandu minimal 3 kali.
Penolong persalinan sudah tidak ke dukun, mereka ke pelayanan kesehatan
kebanyakan di rujuk ke rumah sakit. Akses tempat tinggal ke pelayanan kesehatan
mudah di jangkau semua. Perlu adanya peningkatan promosi kesehatan terkait
kehamilan mulai dari umur yang tidak berisiko, banyaknya anak, jarak kehamilan,
perawatan antenatal dan penolong persalinan. | en_US |