dc.description.abstract | Imunisasi menjadi salah satu investasi kesehatan yang paling murah (cost-effective), karena terbukti dapat mencegah dan mengurangi kejadian sakit, cacat dan kematian akibat PD3I yang diperkirakan 2 sampai 3 juta kematian tiap tahunnya. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dapat diketahui bahwa sebagian besar penyakit campak menyerang pada seseorang yang tidak diimunisasi dan diimunisasi tetapi tidak lengkap. Target cakupan imunisasi campak di Dinas Kesehatan Kabupaten Jember pada tahun 2016 yaitu sebesar 91,5%, tetapi terdapat beberapa Puskesmas yang memiliki cakupan imunisaisi campak rendah. Puskesmas yang memiliki cakupan imunisasi campak rendah tiga tahun terakhir serta tidak mencapai target adalah Puskesmas Jelbuk. Pada tahun 2016 dengan persentase 68%, menunjukkan bahwa pemanfaatan pelayanan imunisasi campak di Puskesmas Jelbuk masih rendah, ditunjukkan dengan rendahnya pencapaian cakupan imunisasi campak dengan target yang ditetapkan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi campak di Puskesmas Jelbuk Kabupaten Jember, yang terdiri dari faktor predisposisi (usia, pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan), faktor pendukung (fasilitas pelayanan kesehatan) dan faktor kebutuhan (perceived need).
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini berlokasi di 6 desa Kecamatan Jelbuk yaitu Desa Jelbuk, Desa Sukojember, Desa Sugerkidul, Desa Sukowiryo, Desa Panduman dan Desa Sucopangepok. Sampel yang digunakan sebanyak 80 responden, dimana pengambilan sampel menggunakan teknik systematic random sampling.
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji Chi Square tetapi memiliki nilai expected kurang dari 5 sehingga menggunakan uji Fisher’s Exact Test pada
tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa p value = 0,640 > 0,05, maka H0 diterima sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi campak, p value = 1,000 > 0,05, maka H0 diterima sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi campak, p value = 0,220 > 0,05, maka H0 diterima sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi campak, p value = 0,005 < 0,05, maka H0 ditolak sehingga ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan responden dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi campak, p value = 0,005 < 0,05, maka H0 ditolak sehingga ada hubungan yang signifikan antara fasilitas pelayanan kesehatan oleh responden dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi campak dan p value = 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak sehingga ada hubungan yang signifikan antara perceived need responden dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi campak.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara usia, pendidikan dan pekerjaaan dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi campak di Puskesmas Jelbuk Kabupaten Jember dan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, fasilitas pelayanan kesehatan dan kebutuhan yang dirasa dengan pemanfaatan pelayanan imunisasi campak di Puskesmas Jelbuk Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil penelitian, untuk meningkatkan cakupan imunisasi campak di Puskesmas Jelbuk dapat dilakukan dengan peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap imunisasi campak serta meningkatkan peran serta keluarga dan masyarakat, seperti tokoh masyarakat, kecamatan dan kelurahan yang mendukung pengambilan keputusan pemberian imunisasi. Selain itu perlu meningkatkan kunjungan rumah bagi masyarakat yang sulit mengakses fasilitas pelayanan kesehatan dan dapat menambah jumlah kader yang berperan aktif terhadap lingkungan serta penerapan ajakan untuk mengimunisasikan baduta secara lengkap dan tepat waktu. | en_US |