Show simple item record

dc.contributor.advisorWAHYU, Farida
dc.contributor.advisorROHMAWATI, Ninna
dc.contributor.authorPURWANDARI, Chatarina Anugrah Ambar
dc.date.accessioned2018-03-31T03:19:02Z
dc.date.available2018-03-31T03:19:02Z
dc.date.issued2018-03-31
dc.identifier.nimNIM132110101162
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/85043
dc.description.abstractHipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang sering terjadi pada lansia dikarenakan dinding arteri pada lanjut usia dikarenakan mengalami penebalan lalu menyempit dan menjadi kaku sehingga menyebabkan naiknya tekanan darah. Faktor risiko yang berperan terjadinya hipertensi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah. Hipertensi dapat dikendalikan dengan penatalaksanaan hipertensi. Penatalaksanaan non-farmakologis yang umumnya dilakukan oleh lansia di wilayah kerja Puskesmas Rogotrunan adalah konsumsi makanan dan olahraga. Konsumsi makanan kaya serat, rendah lemak jenuh dapat menurunkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi serta pembatasan konsumsi natrium dapat menurunkan tekanan darah sistolik. Selain konsumsi makanan, olahraga dapat menurunkan tekanan darah yang terlihat sesudah latihan 2 minggu dan akan menetap selama individu meneruskan kebiasaannya. Jenis olahraga yang efektif adalah intensitas sedang, frekuensi 3-5 kali seminggu, dengan durasi 20-60 menit. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang didapatkan data bahwa prevalensi hipertensi lansia mengalami peningkatan. Wilayah kerja Puskesmas yang memiliki penderita hipertensi lansia tertinggi adalah Puskesmas Rogotrunan. Upaya pelayanan kesehatan lansia yang dilakukan salah satunya adalah Posyandu Lansia. Hasil studi pendahuluan menyatakan bahwa sebagian besar responden masih sering mengonsumsi makanan pemicu hipertensi, belum melakukan olahraga sesuai standar, dan tekanan darah responden cenderung tidak stabil. Peneliti memilih responden yang dalam kurun waktu penelitian tidak mengonsumsi obat antihipertensi. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan penatalaksanaan non-farmakologis yaitu konsumsi makanan dan olahraga dengan kestabilan tekanan darah pada pra-lansia dan lansia hipertensi (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Rogotrunan Kabupaten Lumajang). Penelitian ini bersifat analitik observasional. Populasi penelitian ini berjumlah 78 pra lansia dan lansia hipertensi dengan mengambil besar sampel sebanyak 48 responden. Data hasil penelitian dianalisis secara bivariat dengan Uji Cramer Coeficient C dan secara multivariat dengan Analisis Regresi Logistik. Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia pada bulan Juli-Desember 2017. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas yang meliputi: karakteristik lansia (umur, jenis kelamin, lama menderita hipertensi); tingkat dan pola konsumsi natrium, lemak dan serat; olahraga serta variabel terikat yaitu kestabilan tekanan darah Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa distribusi responden karakteristik lansia yaitu umur 60-74 tahun sebesar 45,9%, berjenis kelamin perempuan sebesar 91,7%, lama menderita hipertensi selama > 5 tahun sebesar 66,7%. Tingkat konsumsi pangan sumber natrium tidak standar sebesar 62,5%. Tingkat konsumsi pangan sumber lemak ≥ 120% dari AKG sebesar 60,4%. Tingkat konsumsi pangan sumber serat < 25 gram/hari sebesar 54,1%. Tingkat olahraga tidak teratur sebanyak 52,1%. Sebagian besar responden tergolong dalam tekanan darah tidak stabil (62,5%). Hasil analisa bivariat menggunakan Cramer Coeficient C menunjukkan ada hubungan antara tingkat konsumsi pangan sumber natrium tidak standar, konsumsi pangan sumber lemak ≥ 120% AKG, konsumsi pangan sumber serat < 25 g/hr, tingkat olahraga tidak teratur dengan kestabilan tekanan darah pada lansia. Hasil analisa multivariat menggunakan Analisis Regresi Logistik menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap kestabilan tekanan darah adalah konsumsi lemak tidak standar (≥ 120% AKG). Saran yang dapat diberikan peneliti bagi lansia, bagi keluarga lansia yaitu diperlukan dukungan keluarga untuk membantu mengatasi segala permasalahan kesehatan bersama lansia, salah satunya dengan mengontrol pola konsumsi makanan (sumber natrium, lemak jenuh dan serat) serta olahraga yang dilakukan lansia dan bagi lansia dengan memulai gaya hidup sehat dengan memulai metode Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries132110101162;
dc.subjectKONSUMSI MAKANANen_US
dc.subjectOLAHRAGAen_US
dc.subjectDAN OLAHRAGA DENGANen_US
dc.subjectPRA-LANSIAen_US
dc.subjectLANSIA HIPERTENSIen_US
dc.titleHUBUNGAN ANTARA KONSUMSI MAKANAN DAN OLAHRAGA DENGAN KESTABILAN TEKANAN DARAH PADA PRA-LANSIA DAN LANSIA HIPERTENSI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Rogotrunan Kabupaten Lumajang)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record