dc.description.abstract | Resistensi insulin merupakan prediktor penting dalam kejadian diabetes melitus. Defisiensi vitamin D merupakan
salah satu faktor risiko terjadinya resistensi insulin, serta terdapat hubungan antara hipovitaminosis vitamin D
dengan terjadinya diabetes mellitus. Cholecalciferol merupakan salah satu bentuk vitamin D3. Kadar HOMA-IR
merupakan salah satu parameter terjadinya resistensi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa
pemberian cholecalciferol dapat memperbaiki kondisi resistensi insulin pada mencit model diabetes. Penelitian ini
menggunakan 20 ekor mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negative (STZ+propilen
glikol), kontrol positif (STZ+metformin), P1 (STZ+cholealciferol dosis 25 ng), P2 (STZ+cholealciferol dosis 50 ng), P3
(STZ+cholealciferol dosis 100 ng). Mencit diberikan injeksi STZ dosis 150 mg/KgBB untuk mendapatkan kondisi
hiperglikemia. Pemberian cholecalciferol selama 14 hari. Hasil perhitungan didapatkan rata-rata kadar HOMA-IR
setelah perlakuan adalah kelompok kontrol negative (2,32), kontrol positif (0,825), P1 (0,975), P2 (0,5), P3 (0,3).
Rata-rata kadar HOMA-B setelah perlakuan adalah kelompok kontrol negative (2,76), kontrol positif (11,92), P1
(18,4), P2 (10,88), P3 (35,35). Hasil analisis statistik menggunakan uji Kruskall wallis didapatkan p<0,005.
Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian cholecalciferol dapat memperbaiki resistensi insulin dengan parameter
HOMA-IR dan HOMA B pada mencit model diabetes. | en_US |