Show simple item record

dc.contributor.advisorSetiawati, Tri Candra
dc.contributor.advisorDjatmiko, Herru
dc.contributor.authorKHOIRUNISA
dc.date.accessioned2018-03-09T01:34:43Z
dc.date.available2018-03-09T01:34:43Z
dc.date.issued2018-03-09
dc.identifier.nim131510501156
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/84538
dc.description.abstractInceptisol adalah salah satu jenis tanah utama di Indonesia dengan total luas tanah 70,5 juta ha. Di pulau Jawa, kebanyakan tanah-tanah Inceptisol memiliki intensitas pengelolaan yang sudah intensif dibandingkan dengan Inceptisol di Luar Jawa. Inceptisol selain ditemukan dalam bentuk lahan sawah dan perkebunan, terdapat juga dalam bentuk lahan-lahan tegalan yang umumnya memiliki ketersediaan hara yang rendah. Salah satu hara esensial yang ketersediaannya pada tanah cenderung rendah adalah kalium. Ketersediaan kalium yang rendah ini dikarenakan masih tingginya tingkat fiksasi kalium serta adanya proses pencucian yang menghilangkan kalium dari tanah. Peningkatan ketersediaan kalium dapat dilakukan dengan adanya penerapan teknologiteknologi baru, seperti penggunaan pupuk kalium yang berasal dari alam yaitu leusit. Penggunaan pupuk kalium yang berasal dari alam pada umumnya memiliki kecepatan perilisan yang lambat jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk sintetik, seperti KCl. Penggunaan bakteri pelarut kalium ini menjadi salah satu cara yang dapat diterapkan untuk dapat mempercepat proses perilisan kalium dari pupuk yang digunakan. Bakteri pelarut kalium mampu melepaskan kalium yang tidak tersedia menjadi tersedia melalui asam-asam organik yang dihasilkannya Penggunaan kacang tanah sebagai tanaman indikator karena tanaman ini merupakan salah satu tanaman yang memiliki kebutuhan kalium yang besar. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama (S): Sumber kalium yang terdiri dari empat taraf yaitu: 1. Kontrol (S0), 2. Mineral Leusit Pati 4,97 gram/tanaman (S1), 3. Mineral Leusit Situbondo 4,82 gram/tanaman (S2), 4. Pupuk KCl 0,60 gram/tanaman (S3) dan faktor kedua (M): Macam Mikroba Pelarut Kalium yang terdiri dari tiga taraf yaitu: 1. Kontrol (M0),en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectTanah Inceptisolen_US
dc.subjectHara Kaliumen_US
dc.subjectKacang Tanahen_US
dc.titlePENGARUH PEMBERIAN MINERAL LEUSIT DAN MIKROBA PELARUT KALIUM TERHADAP KETERSEDIAAN DAN SERAPAN HARA KALIUM TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea) PADA TANAH INCEPTISOLen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record