dc.description.abstract | Permasalahan lingkungan terutama sampah di Indonesia bukanlah hal yang baru, melainkan telah berlangsung lama terutama dampaknya terhadap kehidupan. Menjaga lingkungan dari tumpukan sampah dan pencemaran limbah rumah tangga maupun perusahaan tidak hanya menjadi tugas pemerintah setempat, melainkan seluruh lapisan masyarakat. Banyuwangi sempat menjadi kabupaten terkotor nomer 2 seJawa Timur, hal tersebut salah satunya adalah karena kurangnnya kesadaran dari masyarakat dalam menjaga lingkungan terutama sampah. Keterlibatan para aktor-aktor yang menjalankan berbagai praktik sosial dalam kehidupan sehari-hari menjadi sangat menentukan dalam membangun kesadaran lingkungan masyarakat. Para aktivis lingkungan dapat memberikan sumbangan yang besar dalam keikutsertaannya pada program-program pemerintah yang berwawasan lingkungan, serta menjadi jembatan antara pemerintah dengan masyarakat.
Penelitian ini dilakukan di Kampung Ujung Banyuwangi. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisa praktik agen dalam membangun kesadaran lingkungan masyarakat, serta karakteristik agen dalam membangun kesadaran lingkungan masyarakat. Pada penelitian ini menggunakan konsep Antony Giddens Agen dan Agensi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Teknik yang digunakan adalah teknik purposive. Pengambilan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Uji keabsahan data dengan triangulasi data yaitu mencocokan kembali data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Pada penelitian ini ada 10 informan yang memberikan informasi berdasarkan ciri-ciri tertentu, yaitu aktivis lingkungan Kampung Ujung, Tokoh Masyarakat Kampung Ujung, Masyarakat Kampung Ujung, dan salah satu staff Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi.
Penelitian ini membahas agensi aktivis lingkungan dalam keikutsertaanya membantu Pemerintah membangun kesadaran lingkungan masyarakat terutama di Kampung Ujung Banyuwangi. Kampung Ujung merupakan suatu perkampungan yang terdapat Komunitas Maskot, dimana komunitas tersebut menjadi wadah awal agen dalam menjalankan agensinya. Agensi tidak akan lepas dari beberapa ciri yang melekat padanya, diantarannya motivasi, rasionalisasi serta tujuan. Agensi juga berhubugan dengan rutinitas atau kesadaran praktis agen, dimana kesadaran praktis inilah tempat praktik agen atau tindakan agen. Agen disini adalah aktivis lingkungan yang terlibat dalam program-program pemerintah. Pemerintah diposisikan sebagai struktur yang mana agen dalam melakukan tindakannya selalu menggunakan strukturya, atau inilah yang disebut oleh Giddens sebagai dualitas struktur | en_US |