KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN PASAR TRADISIONAL DI KOTA PROBOLINGGO
Abstract
Kondisi pasar tradisional yang ada di kota Probolinggo dianggap tidak
nyaman untuk pedagang dan para konsumen. Fisik bangunan pasar kurang sudah
rusak, kurangnya tempat sampah, saluran limbah yang telah tertutup, kurangnya
pencahayaan dan banyaknya pedagang yang berjualan di lorong karena tidak
mendapatkan bedak. Keberadaan pedagang tersebut mengganggu kelancaran
access distribusi dan lalulintas pengunjung/pembeli. Hal ini tentu mengurangi
daya tarik pengunjung untuk berbelanja di pasar tradisional.
Perparkiran di sekitar pasar juga telah mengakibatkan kemacetan
kendaraan yang melintas maupun kendaraan milik pedagang dan pebelanja yang
menuju / meninggalkan pasar.
Kondisi pasar di atas, khususnya pasar Baru kota Probolinggo perlu
mendapatkan perhatian lebih dari berbagai pihak khususnya stakeholder pasar dan
pemerintah daerah sebagai pengelola. Meskipun pemerintah daerah telah
melakukan upaya untuk memberdayakan pasar Baru sebagai pasar tradisional
yang kompetitif, namun hasilnya belum mampu mengatasi permasalahan yang ada
secara nyata.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui sejauh mana kebijakan
Pemerintah Daerah Kota Probolinggo dalam Pengelolaan Pasar Tradisional yang
ada di Kota Probolinggo, (2) Mengetahui upaya-upaya yang telah dilakukan oleh
Pemerintah Daerah Kota Probolinggo, (3) Memberikan alternatif kebijakan
sebagai solusi pengelolaan pasar tradisional kepada Pemerintah Daerah Kota
Probolinggo.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif karena sesuai
dengan karakteristik sosial pedagang dan pengunjung pasar tradisional. Selain itu,
penelitian jenis ini dikenal sebagai jenis riset etnografis, yaitu teknik riset dengan
menyertakan observasi dan juga wawancara langsung dengan partisipan yang
diteliti.
Dari hasil peneitian diperoleh bahwa pemerintah daerah kota Probolinggo
masih perlu meningkatkan perannya dalam peningkatan pengelolaan pasar Baru
mengingat (1) Adanya urgensi peningkatan kebersihan lingkungan pasar, (2)
Adanya urgensi penataan ulang perparkiran untuk mengatasi kemacetan, (3)
Adanya urgensi revita-lisasi fisik bangunan sehingga tampang fisik gedung
layaknya pasar modern, (4) Adanya urgensi revitalisasi arsitektur tata letak pasar
yang komprehensif.
Dengan adanya beberapa temuan tersebut, tampaknya penting untuk
diberikan rekomendasi sebagai berikut (1) Hendaknya pemerintah kota
Probolinggo segera melakukan revitalisasi bangunan secara menyeluruh, (2)
Hendaknya revitalisasi fisik bangunan pasar dilakukan secara umum sehingga
dapat menjadikan performan pasar tradisional pasar Baru memiliki profil
sebagaimana pasar swalayan modern, (3) Hendaknya dalam penataan ulang, agar
Pemerintah Kota Probolinggo memberikan ruang parkir yang cukup, (4)
Diharapkan adanya sistem penataan interior yang komprehensif sebagaimana
pasar modern dengan tetap tidak membebani kepada pedagang demi kesejahteraan
semua pihak.