dc.description.abstract | Atraktan sebagai zat yang menarik serangga dapat digunakan sebagat salah satu agen pengendalian hama terpadu ( PHT) pada walangsangjt, yang manyerang padi pada stadia generatif, dan menyebabkan biji manjadi hampa. Ketertarikan walangsangit terhadap bau yang berasal dari tumbuhan dan binatang yang mati atau membusuk merupakan perilaku dari serangga tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji jenis bangkai dan ekstrak bangkai yang paling menarik disukai oleh walangsangit.
Penelitian ini dilaksanakan di pertanaman padi varisetas membramo milik Pusat Inkobator Agribisnis (PIA) Universitas Jember, dalam bulan April 2004, dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang tadiri dari 9 perlakuan perangkap yaitu atas bangkai yuyu. bangkai udang, bangkai tulang sapi, endapan bangkai yuyu, filtrat bangkai yuyu, endapan bangkai udang, filtrat bangkai udang, endapan bangkai tulang sapi. dan filtrat bangkai tulang sapi, setiap perlakuan diulang tiga kali.
Hasil patelitian menunjukkan hahwa bangkai dan ekstrak bangkai yuyu, udang dan tulang sapi berpotensi sebagai atraktan walanpangit. jumlah walangsangit yang tertangkap pada bangkai yuyu sebanyak (290.99 ekor). bangkai udang (229 ekor). bangkai tulang sapi (205,71 ekor) selama duapuluh hari pemasangan lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan ekstrak bangkai. yaitu endapan dan filtrat dan masing-masing bangkai yang digunakan sebagai perangkap walangsangit. Jenis walangsangit yang tatangkap pada perangkap adalah yang jantan. Kehadiran walangsangit terbanyak terjadi pada pagi hari (07.30). dibandingkan sore hari (17.30). Intensitas serangan walangsangit pada lahan padi yang dipasangi perangkap bangkai yuyu mencapai 21,9% paling rendah diantara perlakuan lainnya pada 69 hsl. | en_US |