Show simple item record

dc.contributor.advisorSyamsunihar, Anang
dc.contributor.advisorHartatik, Sri
dc.contributor.authorUlfaningtias, Lutfi
dc.date.accessioned2017-11-29T07:53:08Z
dc.date.available2017-11-29T07:53:08Z
dc.date.issued2017-11-29
dc.identifier.nimNIM121510501117
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/83425
dc.description.abstractBerkurangnya lahan pertanian subur akibat perluasan area pemukiman dan industri memaksa pihak yang bergerak dibidang pertanian untuk beralih ke lahan dengan kesuburan rendah atau lahan marginal. Lahan salin merupakan salah satu lahan yang berpotensi untuk dijadikan lahan budida ya yang produktif. Tanaman kacang komak dan koro merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang cukup berpotensi untuk di tanam di lahan marginal seperti lahan salin. Tanaman kacang komak mampu beradaptasi dengan baik lahan kering. Kacang komak (Lablab purpureus, L sweet) juga berpotensi untuk dijadikan pangan alternatif subtitusi kedelai dengan kandungan gizi tidak jauh berbeda. Penanaman kacang komak di lahan marginal memerlukan penyesuaian pola penanaman untuk menghindari cekaman garam tinggi pada fase kritis tanaman. Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai Agustus 2016. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui fase pertumbuhan kritis tanaman kacang komak yang terpapar cekaman garam tinggi sebagai gambaran kondisi di lahan marginal. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Agrokusuma, Fakultas Pertanian, Universitas Jember, sejak Maret sampai dengan Agustus 2016. Penelitian ini melalui lima tahapan yaitu: melakukan persiapan media tanam, melakukan penanaman benih dipolybag, pemberian dosis garam tinggi sesuai waktu aplikasi (fase kritis), pengamatan dan pemanenan. Bahan tanam yang digunakan adalah dua aksesi komak DL46 dan DL48 serta koro pedang dan koro benguk. Pemberian garam tinggi (4 mol) diberikan pada fase pertumbuhan tanaman yang berbeda (kontrol, vegetatif, pembungaan, bentuk polong dan pengisian polong). Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan dan masingmasing kombinasi diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah fase pertumbuhan tanaman dengan 5 taraf yaitu, W0: Kontrol, W1: Fase vegetatif, W2: Fase pembungaan, W3: Fase pembentukan polong, dan W4: Fase pengisian polong. Faktor kedua adalah aksesi komak dan varietas koro sebanyak 4 taraf, yaitu K1: Komak DL-48, K2: Komak DL-46, K3: Koro Pedang, dan K4: Koro Benguk. Interaksi antara fase pertumbuhan tanaman dengan aksesi komak dan varietas koro memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada berat polong (gr), umur berbunga (HST) dan panen (HST), memberikan pengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang primer (buah), jumlah daun keseluruhan (buah), daun rontok(buah), polong rontok (buah) dan berat kering (gr). Hasil yang diperoleh menunjukkan fase pertumbuhan vegetatif komak dan koro tidak tahan terhadap cekaman garam tinggi. Fase pertumbuhan yang tahan terhadap cekaman garam tinggi dan masih mampu berproduksi dengan cukup baik adalah saat fase pembentukan polong terutama pada koro benguk dan fase pembungaan pada komak DL-46 dan DL-48.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries121510501117;
dc.subjectKacang Komaken_US
dc.subjectKacang Koroen_US
dc.titleRespon Kacang Komak (Lablab Purpureus (L.) Sweet) Dan Kacang Koro (Fabaceae Sp.) Yang Terpapar Cekaman Garam Tinggi Pada Fase-Fase Pertumbuhan Kritisen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record