dc.description.abstract | Produksi singkong di Indonesia yang tinggi, selain dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan tapioka,
MOCAF, singkong juga berpotensi sebagai bahan nutraceutical karena memiliki kandungan senyawa bioaktif glukosa
sianogenik (linamarin dan lotaustralin). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui konsentrasi senyawa linamarin
pada umbi singkong dari beberapa varietas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa singkong varietas pahit konsentrasi
HCN berkisar antara 40-68 ppm dan varietas manis berkisar antara 11-15 ppm wet basis. Senyawa linamarin
teridentifikasi pada LC-MS/MS dengan m/z 265 optimum pada RT (Retention Time) 0,92-1,32 menit dan senyawa
lotaustralin dengan m/z 279 optimum pada RT 1,34-1,45 menit. Hasil dari analisis FTIR menyatakan tidak terbentuknya
CN amida pada linamarin. Selanjutnya linamarin dihitung dengan spiking method menggunakan glukosa sebagai
standar sehingga kandungan linamarin diekspresikan sebagai ppm equivalen glukosa (peg). Konsentrasi senyawa
linamarin pada Malang 4 adalah linamarin 1 sebesar 14.300,81 peg dan linamarin 2 sebesar 2.655 peg; varietas Malang
6, linamarin 1 sebesar 4.630,08 peg dan linamarin 2 sebesar 939,17 peg; varietas Kaspro, linamarin 1 sebesar 1.450,72
peg dan linamarin 2 sebesar 674,30 peg; varietas Ketan, linamarin 1 sebesar 1.481 peg dan linamarin 2 sebesar 662,33
peg; varietas Cimanggu, llinamarin 1 sebesar 1.147,06 peg dan linamarin 2 sebesar 545,52 peg; varietas Mentega,
linamarin 1 sebesar 24,37 peg dan linamarin 2 sebesar 81,20 peg. | en_US |