dc.description.abstract | Campur kode merupakan fenomena munculnya unsur bahasa lain ke dalam bahasa tertentu. Campur kode dapat terjadi dalam situasi formal dan nonformal. Salah satunya terjadi pada situasi formal dalam pembelajaran menulis teks deskripsi sugestif di SMPN 1 Jember. Teks deskripsi sugestif siswa SMPN 1 Jember diindikasi terdapat peristiwa kebahasaan yang menarik untuk diteliti. Dikatakan menarik karena beberapa hal yaitu (1) siswa menggunakan unsur bahasa daerah dan bahasa asing dalam menulis teks deskripsi sugestif berbahasa Indonesia dan (2) banyak ditemukan pilihan kata yang unik dan bersifat imajinatif untuk menjelaskan deskripsi objek. Penelitian ini membahas tiga rumusan yaitu 1) proses campur kode pada teks deskripsi sugestif berbahasa Indonesia; 2) kategori campur kode pada teks deskripsi sugestif berbahasa Indonesia; dan 3) faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya campur kode pada teks deskripsi sugestif berbahasa Indonesia.
Penelitian ini adalah penelitian deskripstif dengan rancangan penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa kata dan frasa yang mengindikasikan campur kode pada teks deskripsi sugestif siswa SMPN 1 Jember kelas VII, wawancara terhadap siswa, dan angket yang diisi oleh siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara dokumentasi, wawancara, dan angket. Proses analisis data dalam penelitian ini terdiri atas: 1) reduksi data, 2) penyajian data, dan 3) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses campur kode pada teks deskripsi sugestif berbahasa Indonesia siswa kelas VII SMPN 1 Jember berasal dari bahasa daerah dan bahasa asing melalui beberapa proses meliputi 1) proses penyisipan berupa penyisipan konstituen kata dan frasa, penyisipan konstituen ganda berdampingan, penyisipan konstituen penambahan afiksasi berupa prefiks dan sufiks, 2) proses alternasi penggandaan berupa kata dan frasa, dan 3) leksikalisasi kongruen peralihan kategori idiom. Kategori campur kode terdiri dari beberapa kategori kata yang meliputi 1) kategori kata benda 2) kategori kata sifat, dan 3) kategori kata kerja. Faktor-faktor yang melatarbelakangi campur kode pada teks deskripsi berbahasa Indonesia meliputi 1) faktor kedaerahan, 2) faktor kekerabatan, 3) faktor kepopuleran bahasa, dan 4) faktor identitas kelompok. Saran yang direkomendasikan dari hasil penelitian ini diberikan kepada guru bahasa Indonesia SMP kelas VII, mahasiswa pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan peneliti sebidang ilmu. Guru bahasa Indonesia SMP kelas VII disarankan dapat memberikan peluang seluas-luasnya untuk membangun kreativitas siswa dalam menulis, khususnya pada materi teks deskripsi sugestif. Mahasiswa pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia disarankan membaca temuan ini untuk bahan diskusi dalam perkuliahan sosiolinguistik. Peneliti selanjutnya yang sebidang ilmu, disarankan untuk mengadakan penelitian yang sejenis tentang campur kode dengan mengembangkan aspek-aspek lain yang tidak terjangkau oleh peneliti, seperti kategori kelas kata dan fungsi dalam campur kode pada teks lain yang ditulis siswa. | en_US |