dc.description.abstract | Bisnis merupakan suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan manusia dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Banyaknya proyek
konstruksi pembangunan gedung di Indonesia memberi dampak terhadap
meningkatnya persaingan perusahaan jasa konstruksi. Agar dapat bersaing, sebuah
perusahaan jasa konstruksi harus memiliki keunggulan kompetitif. Keunggulan
yang paling penting dalam jasa konstruksi adalah ketepatan dalam menyelesaikan
proyek yang diminta oleh pelanggan. Ketepatan ini tidak hanya dilihat dari segi
waktu, melainkan juga dari segi biaya. Oleh karena itu, perusahaan jasa konstruksi
sebagai pengelola proyek harus menyusun dan melaksanakan penjadwalan proyek
dengan optimal.
Optimal berarti kondisi yang paling baik. Penjadwalan proyek yang
optimal menunjukkan bahwa selama pelaksanaan rencana yang disusun dalam
bentuk penjadwalan sudah efektif dan efisien. Apabila dalam pelaksanaan
penjadwalan masih melebihi rencana semula, maka penjadwalan proyek belum
bisa dikatakan optimal, sehingga optimalisasi penjadwalan proyek perlu dilakukan
agar pelaksanaan proyek tercapai sesuai dengan kesepakatan. Optimalisasi
bertujuan untuk mencapai solusi terbaik atas permasalahan yang ditimbulkan
dalam penjadwalan proyek dengan mengetahui efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan proyek.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan
optimalisasi pelaksanaan penjadwalan proyek Rumah Sakit Siloam pada PT.
Surya Bangun Persada Indah. Metode penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kuantitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif, sedangkan sumber data diperoleh
dari sumber data primer dan sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses optimalisasi pelaksanaan
penjadwalan proyek dilakukan dengan menggunakan analisis jaringan Presedence
Diagram Method (PDM). Proses yang harus dilakukan adalah mengetahui seluruh
kegiatan atau pekerjaan yang akan dilakukan; menentukan logika ketergantungan
antar kegiatan; membuat denah node segiempat sesuai dengan jumlah kegiatan;
menghubungkan antar node dengan anak panah yang sesuai dengan jenis
ketergantungan dan konstrain; menyelesaikan diagram pdm dengan melengkapi
atribut dan simbol yang dibutuhkan; menghitung ES, EF, LS, LF, dan float untuk
mengidentifikasi total waktu penyelesaian proyek, jalur kritis, serta kegiatan
kritis; dan perhitungan biaya proyek.
Pada proses analisis tersebut dapat diketahui bahwa penjadwalan proyek
memiliki 6 (enam) kegiatan yang memiliki jalur kritis dari total 7 (tujuh) kegiatan
yaitu pekerjaan dinding dan pelapis dinding (PD), pekerjaan plafond (P),
pekerjaan lantai dan pelapis lantai (PL), pekerjaan pintu dan jendela (PJ),
pekerjaan cat (C), dan pekerjaan lain-lain (L). Selain itu, waktu yang dibutuhkan
untuk melaksanakan penjadwalan proyek menggunakan PDM adalah 37 minggu
dengan biaya Rp. 27.981.441.283,76. Sedangkan pada pelaksanaan penjadwalan
proyek yang dilakukan kontraktor dengan metode kurva-S adalah 46 minggu
dengan biaya Rp. 28.664.034.964,05. Namun, pelaksanaan tersebut mendapat
penambahan waktu selama 15 minggu karena adanya keterlambatan sehingga
penjadwalan proyek selesai pada minggu ke-61. Berdasarkan hal tersebut maka penjadwalan proyek dengan menggunakan
Presedence Diagram Method (PDM) lebih optimal dibandingkan dengan
penjadwalan proyek yang digunakan oleh kontraktor yaitu kurva-S. Hal ini
dikarenakan dengan PDM waktu lebih cepat 9 minggu dari waktu normal dengan
menggunakan kurva S. Oleh karena itu, pelaksanaan bisa dicapai sebelum target
waktu yang telah ditentukan sehingga terjadi efektivitas dan juga terjadi efisiensi
waktu sebesar 19,56 % serta biaya sebesar 2,38%. | en_US |