dc.description.abstract | Cabai besar (C. annuum) merupakan salah satu komoditas unggulan
hortikultura di Indonesia. Masyarakat Indonesia umumnya memanfaatkan buah
cabai sebagai bahan masakan yang dapat memberikan rasa pedas dan menambah
cita rasa masakan baik skala rumah tangga maupun industri. Serangan C. capsici
yang menyebabkan penyakit antraknosa menjadi salah satu faktor pembatas
produksi cabai. Penggunaan pestisida dari bahan nabati menjadi salah satu
alternatif pengendalian yang dapat dilakukan. Ekstrak daun mimba, daun sirih,
dan daun cengkeh berpotensi untuk mengendalikan C. capsici.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun mimba,
sirih, dan cengkeh pada berbagai konsentrasi terhadap C. capsici. Penelitian
dilaksanakan di Laboratorium dan greenhouse Fakultas Pertanian Universitas
pada bulan Mei 2015 hingga Juni 2016. Penelitian ini disusun dengan
menggunakan rancangan acak lengkap faktrorial dan diulang 3 kali. Faktor
pertama yaitu jenis ekstrak yang terdiri dari 3 taraf, yaitu P1: mimba, P2: sirih,
dan P3: cengkeh. Faktor kedua adalah konsentrasi, terdiri dari 5 taraf yaitu K0:
konsentrasi 0% (kontrol), K1: konsentrasi 5%, K2: konsentrasi 10%, K3:
konsentrasi 15%, dan K4: konsentrasi 20%. Perbedaan data hasil penelitian dari
setiap perlakuan diuji menggunakan sumber keragaman (ANOVA). Apabila
terdapat perbedaan maka akan dilanjutkan dengan uji jarak berganda (Uji Duncan)
pada taraf 5 persen.
Hasil peneltian menunjukkan bahwa ekstrak cengkeh pada semua
konsentrasi mampu menghambat pertumbuhan koloni C. capsici secara in vitro
dengan persentase penghambatan 79,50%, ekstrak sirih konsentrasi 15% dan 20%
berpengaruh nyata memperpanjang periode inkubasi antraknosa pada tanaman
cabai, namun semua ekstrak tidak mampu menekan keparahan penyakit
antraknosa pada tanaman cabai | en_US |