dc.description.abstract | Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan pada tiga ranah
yaitu ranah afektif, kognitif, dan psikomotor. Peserta didik tidak hanya berpaku
pada ranah kognitif, melainkan harus diperhatikan pula pembelajaran yang
berkaitan dengan ranah afektif dan ranah psikomotor, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Berdasarkan observasi awal,
wawancara, dokumen yang dilakukan di SDN Mumbulsari 01 Jember diketahui
bahwa dalam menerapkan pendekatan scientific masih belum optimal,
dikarenakan guru kurang melibatkan siswa secara aktif dalam mengajukan
pertanyaan, serta penggunaan pendekatan dan media pembelajaran kurang
bervariasi. Terkadang siswa juga sulit memahami materi dan tugas yang telah
diberikan. Selain itu, aktivitas dan hasil belajar siswa juga berkisar pada kriteria
cukup dan kurang. Secara klasikal aktivitas belajar siswa diperoleh skor 38,1
dalam kriteria kurang. Secara klasikal hasil belajar siswa ranah afektif diperoleh
skor 58,6 dalam kriteria kurang, ranah kognitif diperoleh skor 66,4 dalam kriteria
cukup, dan ranah psikomotor diperoleh skor 64,9 dalam kriteria cukup.
Berdasarkan permasalahan diatas maka dilakukan penelitian dengan
menerapkan pendekatan kontekstual. Rumusan masalah dari penelitian tersebut
yaitu bagaimanakah penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa tema peristiwa alam pada siswa kelas IB SDN
Mumbulsari 01 Jember? Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
penerapan pendekatan kontekstual pada tema peristiwa alam dalam meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IB di SDN Mumbulsari 01 Jember.
Subjek penelitian siswa kelas IB di SDN Mumbulsari 01 Jember dengan
jumlah 28 siswa. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas
(PTK) yang dilakukan dua siklus. Setiap siklus terdapat tahap perencanaan,
tindakan, observasi, dokumen, dan tes.
Tindakan pembelajaran diawali dengan siswa mengamati lingkungan
sekolah dan menyebutkan ciri-ciri lingkungan bersih. Dalam pembelajaran guru
juga menyajikan media gambar, sehingga siswa dapat mengetahui dampak dan
akibat tidak menjaga lingkungan. Kegiatan mengamati lingkungan dan media
gambar yang telah disajikan guru dilanjutkan dengan membuat ungkapan
terimakasih secara berkelompok serta mempresentasikan jawaban masing-masing
kelompok dan mulai untuk menjelaskan materi. Kegiatan dilanjut dengan
membuat kerajinan dari bahan alam sesuai kelompok masing-masing yang telah
dibentuk oleh guru.
Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan pendekatan kontekstual
berjalan dengan lancar. Siswa menjadi lebih senang aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran, sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Aktivitas
belajar siswa prasiklus sebesar 38,1 dengan kriteria kurang aktif, pada siklus I
meningkat menjadi 63,6 dengan kriteria cukup aktif. Aktivitas belajar siswa pada
siklus II juga mengalami peningkatan menjadi 79,7 dengan kriteria aktif.
Hasil belajar siswa afektif, kognitif, dan psikomotor pada setiap siklusnya
mengalami peningkatan. Aspek afektif siswa prasiklus sebesar 58,6 dengan
kriteria kurang baik, pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 71 dengan
kriteria baik, pada siklus II juga meningkat menjadi 80 dengan kriteria sangat
baik. Aspek kognitif siswa dalam prasiklus sebesar 66,4 dengan kriteria cukup
baik, pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 78,4 dengan kriteria baik, pada
siklus II juga meningkat menjadi 90 dengan kriteria sangat baik. Aspek
psikomotor siswa pada prasiklus sebesar 64,9 dengan kriteria cukup, pada siklus I
mengalami peningkatan menjadi 71,4 dengan kriteria baik, pada siklus II juga
meningkat menjadi 85,7 dengan kriteria sangat baik. | en_US |