dc.description.abstract | Kentang merupakan salah satu tanaman dari sub sektor hortikultura yang
cukup memberikan manfaat. Salah satu daerah penghasil kentang utama di Propinsi
Jawa Timur adalah Kabupaten Lumajang. Kontribusi tanaman kentang terhadap
perekonomian Kabupaten Lumajang cukup tinggi, bahkan Kabupaten Lumajang
termasuk ke dalam peringkat sepuluh besar penghasil kentang di Propinsi Jawa
Timur. Namun demikian, produktivitas kentang di Kabupaten Lumajang masih
belum mampu mencapai rata-rata produktivitas kentang nasional. Fenomena ini
diduga terjadi akibat kegiatan usaha tani yang dilakukan masih belum efisien.
Seperti penggunaan bibit yang berulang-ulang. Berdasarkan fenomena tersebut,
maka penelitian ini bertujuan untuk : 1) efisiensi teknis usaha tani kentang di
Kabupaten Lumajang, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis usaha
tani kentang di Kabupaten Lumajang, (3) efisiensi alokatif usaha tani kentang di
Kabupaten Lumajang.
Penelitian dilakukan di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten
Lumajang. Lokasi tersebut dipilih secara sengaja (purposive method), karena Desa
Argosari memiliki produktivitas kentang tertinggi di Kabupaten Lumajang. Metode
pengambilan contoh dilakukan dengan cara simple random sampling, sehingga
terpilih sampel sejumlah 60 petani kentang. Data yang digunakan adalah data
primer melalui wawancara dengan kuesioner dan data sekunder. Metode analisis
data yang digunakan adalah : (1) pengukuran efisiensi teknis menggunakan analisis
Stochastic Production Frontier dengan model fungsi produksi Cobb-Douglas; (2)
penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis menggunakan
Stochastic Production Frontier; (3) pengukuran efisiensi alokatif menggunakan
analisis Nilai Produk Marginal (NPM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) secara keseluruhan petani kentang
di Kabupaten Lumajang memiliki rata-rata nilai efisiensi teknis sebesar 0,590. Nilai efisiensi ini kurang dari 0,7; sehingga dapat dikatakan bahwa usaha tani kentang
belum efisien (inefisien) secara teknis. (2) Faktor-faktor yang secara signifikan
mempengaruhi efisiensi teknis adalah jumlah anggota keluarga dan pola tanam.
Semakin banyak jumlah anggota keluarga yang dimiliki petani, maka semakin tidak
efisien usaha tani kentang. Peningkatan jumlah anggota keluarga sebesar satu orang
anggota keluarga akan menurunkan efisiensi teknis sebesar 0,78%. Pola tanam
tumpang sari 0.51% lebih efisien secara teknis dibandingkan dengan pola tanam
monokultur. (3)usaha tani kentang di Kabupaten Lumajang tidak efisien secara
alokatif. Rasio NPM untuk faktor produksi bibit adalah -2,7 x 10
-6
atau < 1 (belum
efisien), faktor produksi tenaga kerja pria adalah 4,199 atau > 1 (belum efisien),
faktor tenaga kerja wanita adalah 2,64 x 10
-7
atau < 1 (belum efisien) dan faktor
pupuk organik 2,7 x 10
-9
atau < 1.. Petani kentang haru mengurangi penggunaan
bibit, tenaga kerja wanita, pupuk organik serta menambah penggunaan tenaga kerja
pria agar usaha tani kentang mencapai efisiensi alokatif . | en_US |