dc.description.abstract | Perbedaan gender sangat mempengaruhi perbedaan hasil belajar matematika.
Gender adalah karakter dan perilaku yang melekat pada pria dan wanita. Susilastuti
(1993) menerangkan bahwa laki-laki secara umum memiliki sifat maskulin
sedangkan perempuan cenderung feminim. Faktor lain yang mempengaruhi hasil
belajar matematika siswa adalah kemampuan kognitif siswa. Menurut Bloom,
segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.
Anderson dan Krathwohl (2001) merevisi taksonomi Bloom tentang dimensi proses
kognitif yaitu mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3),
menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mengkreasikan (C6). Penelitian ini
hanya menekankan pada kemampuan kognitif tingkat tinggi saja yaitu menganalisis
(C4), mengevaluasi (C5) dan mengkreasikan (C6). Kemampuan kognitif siswa lakilaki
dan perempuan berbeda. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat kemampuan kognitif siswa berdasarkan gender. Model
pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran kolaboratif.
Pada penelitian ini, siswa dibentuk kelompok kecil yang beranggotakan siswa lakilaki
dan perempuan dengan tujuan mengetahui bagaimana kemampuan kognitif
siswa laki-laki dan perempuan selama diskusi menyelesaikan masalah bersamasama.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mendeskripsikan kecenderungan
kemampuan kognitif tingkat tinggi siswa berdasarkan gender dalam pembelajaran
kolaboratif. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek
penelitian adalah siswa kelas VII-A SMP Negeri 6 Jember yang terdiri atas 37
siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes matematika,
pedoman wawancara dan pedoman observasi. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes, wawancara dan observasi. Data yang dianalisis adalah
hasil jawaban dari kelompok siswa saat tes, hasil wawancara dan hasil observasi
setiap subjek.
Berdasarkan hasil analisis data validasi soal tes matematika, pedoman
wawancara dan pedoman observasi di dapat rerata (Va) untuk soal tes matematika
adalah 2,571, rerata (Va) untuk pedoman wawancara adalah 2,75 dan rerata (Va)
untuk pedoman observasi adalah 2,786 sehingga intrumen soal tes matematika,
pedoman wawancara dan pedoman observasi masuk katagori valid. Penelitian
dilakukan dengan membentuk 9 kelompok, setiap kelompok terdiri dari siswa lakilaki
dan perempuan. Kemudian setiap kelompok mengerjakan soal tes yang telah
diberikan. Kemampuan kognitif tingkat tinggi siswa selama proses pembelajaran
kolaboratif diamati oleh observer. Soal tes matematika yang telah dikerjakan di
analisis ketercapaian setiap indikator dari tiga komponen kemampuan kognitif
tingkat tinggi dan dilakukan wawancara mendalam untuk mengetahui proses
penyelesaian soal dengan memilih 3 siswa laki-laki dan siswa perempuan secara
acak dengan memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
Kemampuan kognitif tingkat tinggi siswa laki-laki dan perempuan selama
pembelajaran kolaboratif sampai pada tingkat mengevaluasi (C5), namun
kemampuan kognitif tingkat tinggi siswa laki-laki tidak semua indikator terpenuhi,
sedangkan siswa perempuan memenuhi semua indikator sampai pada tingkat
mengevaluasi (C5). Pada tahap transformation, kemampuan kognitif tingkat tinggi
siswa laki-laki khususnya pada tingkat menganalisis (C4), cenderung kurang teliti
dalam membaca petunjuk soal, sehingga tidak menuliskan hal yang diketahui,
ditanyakan, dan kesimpulan pada penyelesaian soal, namun saat proses wawancara
berlangsung siswa laki-laki mampu menentukan hal yang diketahui, ditanya dan
kesimpulan pada penyelesaian soal. Mereka terbiasa mengerjakan soal langsung
pada penyelesaian soal, sehingga perlu membiasakan diri untuk membaca petunjuk terlebih dahulu. Pada tahap presentation, kemampuan kognitif tingkat tinggi siswa
laki-laki khususnya pada tingkat mengevaluasi (C5), siswa laki-laki kurang percaya
diri, hal tersebut dapat dilihat pada indikator kedelapan yaitu siswa tidak mampu
menyampaikan perbedaan pendapatnya kepada kelompok penyaji. | en_US |