Intensitas Kebisingan Terhadap Gangguan Pendengaran Dan Keluhan Tinnitus Pada Pekerja Penggilingan Daging Di Kabupaten Jember
Abstract
Gangguan pendengaran adalah ketidakmampuan secara parsial atau total
untuk mendengarkan suara pada salah satu atau kedua telinga. Sedangkan tinnitus
merupakan persepsi suara tanpa adanya sumber suara dari luar yang dirasakan
oleh pekerja yang ditandai dengan adanya bunyi yang sering muncul pada telinga.
Keluhan tinnitus menyebabkan terganggu fungsi organ tubuh dan kerusakan
koklea yang disebabkan oleh intensitas bising yang kuat, ototoksik ataupun
infeksi virus maka sel rambut luar terlebih dahulu rusak dan kemudian diikuti oleh
kerusakan sel rambut dalam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis intensitas
kebisingan terhadap gangguan pendengaran dan keluhan tinnitus pada pekerja
penggilingan daging di Kabupaten Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan cross
sectional. Responden pada penelitian ini sebanyak 28 pekerja dari 12 pasar
dengan 18 usaha penggilingan daging di Kabupaten Jember. Pengambilan sampel
dilakukan secara secara proportional random sampling. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah faktor individu (usia, jenis kelamin, upaya membatasi diri
dari intensitas kebisingan di tempat kerja, dan riwayat merokok) dan karakteristik
pekerjaan (Intensitas kebisingan, masa kerja, dan lama pajanan). Variabel terikat
adalah keluhan tinnitus dan gangguan pendengaran. Alat pengumpulan data yang
digunakan adalah Sound Level Meter, kuisioner Tinnitus Handicap Inventory, tes
audiometri, hasil kuisioner, wawancara dan observasi. Analisis uji statistik
menggunakan uji Lambda dengan tingkat kemaknaan sebesar 5% ( = 0,05).
Pengukuran tingkat kebisingan tertinggi terdapat pada usaha
penggilingan daging dengan interval kebisingan 108,58-109,38 dBA. Pengukuran gangguan pendengaran dengan tes audiometri tertinggi pada kategori tuli ringan.
Keluhan tinnitus dengan kuisioner tinnitus handicap inventory tertinggi pada
kategori keluhan tinnitus ringan. Distribusi berdasarkan faktor pekerja yaitu usia
pekerja tertinggi 45-54 tahun, lebih banyak jenis kelamin laki-laki, upaya
membatasi diri tertinggi dengan kategori kadang-kadang, kebiasaan merokok
tertinggi pada kategori perokok ringan dan perokok sedang. Distribusi
berdasarkan karakteristik pekerjaan yaitu masa kerja tertinggi pada kategori >15
tahun dan lama pajanan pada kategori 6 jam/hari.
Hasil analisis data menggunakan uji Lambda pada keluhan tinnitus
dengan faktor pekerja, terdapat hubungan antara keluhan tinnitus dengan usia
pekerja (p=α<0,047), dan kebiasaan merokok (p=α<0,012), sedangkan tidak
terdapat hubungan antara keluhan tinnitus dengan jenis kelamin (p=α<0,1000),
dan upaya membatasi diri (p=α<0,165). Hasil analisis data pada keluhan tinnitus
dengan karakteristik pekerjaan terdapat hubungan antara keluhan tinnitus dengan
intensitas kebisingan (p=α<0,012), dan masa kerja (p=α<0,001), sedangkan tidak
terdapat hubungan antara lama pajanan dengan keluhan tinnitus (p=α<0,088).
Berdasarkan hasil analisis dengan uji Lambda menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara faktor pekerja dengan gangguan pendengaran
yaitu usia dengan gangguan pendengaran (p=0,05<0,002), sedangkan tidak
terdapat hubungan antara gangguan pendengaran dengan jenis kelamin
(p=α<0,705), upaya membatasi diri (p=α<0,101), dan kebiasaan merokok
(p=α<0,509). Hasil analisis data pada gangguan pendengaran dengan karakteristik
pekerjaan terdapat hubungan antara gangguan pendengaran dengan intensitas
kebisingan (p=α<0,012), dan masa kerja (p=α<0,005), sedangkan tidak terdapat
hubungan antara lama pajanan dengan gangguan pendengaran (p=α<0,061). Hasil
analisis data pada gangguan pendengaran dengan keluhan tinnitus disimpulkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara gangguan pendengaran dengan
keluhan tinnitus (p= α>0,007).
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan bagi pemilik usaha lebih
memperhatikan usaha informal dengan melakukan proses pelaporan hasil
pengukuran kebisingan kepada usaha/industri terkait. Sehingga dapat dilakukan evaluasi dan perencanaan kembali terkait hasil pengukuran. Dan diharapkan bagi
pekerja untuk selalu berusaha meningkatkan upaya membatasi diri di tempat kerja
demi keselamatan dan kesehatan kerjanya serta untuk menggurangi terjadinya
kecelakaan ditempat kerja.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]