Show simple item record

dc.contributor.advisorMULYONO, Joko
dc.contributor.authorPANGESTI, Wulan Styaningsih
dc.date.accessioned2017-10-19T03:59:18Z
dc.date.available2017-10-19T03:59:18Z
dc.date.issued2017-10-19
dc.identifier.nimNIM130910302029
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/82293
dc.description.abstractDesa Sukorejo merupakan desa yang sering terkena musibah banjir, hampir setiap tahun banjir melanda pemukiman masyarakat Desa Sukorejo. Masyarakat sudah terbiasa dengan terjadinya banjir sehingga mereka membiarkan begitu saja banjir yang terjadi tanpa adanya penanggulangan yang dilakukan, masyarakat hanya melakukan penyesuaian terhadap banjir semampu mereka. Pada semestinya masyarakat yang sering dilanda banjir akan melakukan penanggulangan agar pemukiman mereka terhindar dari bencana banjir namun masyarakat Desa Sukorejo hanya menerima begitu saja banjir yang telah terjadi tanpa ada penanggulangan. Peneliti ingin mengetahui bagaimana masyarakat memaknai bencana banjir yang telah terjadi. Penelitian ini menggunakan Teori Konstruksi Sosial Peter Berger dan Metode Kualitatif dalam melihat fenomena dan pengetahuan yang dibangun oleh Masyarakat Desa Sukorejo sehingga mereka dapat memaknai bencana banjir yang terjadi. Dalam pengambilan data, peneliti menggunakan tehnik observasi, wawancara, dan studi pustaka. Untuk penentuan informan menggunakan Purposive sampling dengan memilih kriteria yang sesuai dan juga untuk menguji keabsahan data penulis menggunakan tehnik triangulasi yaitu dengan mengkroscek data yang telah diperoleh (data primer) dengan data penunjang (data sekunder). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konstruksi pengetahuan Masyarakat Desa Sukorejo dalam memaknai banjir sebagai bencana yang biasa terjadi dan banjir sebagai pembelajaran, masyarakat juga belajar bahwa dari adanya banjir yang terus menerus terjadi menjadikan mereka dapat beradaptasi yaitu menyelamatkan harta benda, alih pekerjaan dan juga meninggikan pemukiman. Pengetahuan yang dibangun atas kenyataan yang ada terjadi karena adanya tahapan proses Eksternalisasi, Objektivasi, dan juga Internalisasi. Pada tahap Eksternalisasi masyarakat masih dalam tahap pertama sehingga mau tidak mau mereka harus melakukan tindakan penyelamatan semampu mereka. Pada tahap Objektivasi masyarakat sudah mulai dapat mengorganisasikan tindakan mereka dan juga tahap Internalisasi masyarakat telah mengidentifikasi diri sehingga masyarakat Desa Sukorejo mendapatkan pola adaptasi yang tepat dalam meminimalisir bencana banjir. Ketidakmampuan Masyarakat Desa Sukorejo dalam menanggulangi bencana banjir menjadikan mereka melakukan tindakan penyesuaian semampu dan sekuat mereka, mereka menganggap bahwa penanggulangan bencana merupakan tugas dari Pemerintah sehingga jika tidak ada gerakan dari Pemerintah maka mereka juga tidak melakukan tindakan agar daerah mereka selamat dari bencana banjir.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries130910302029;
dc.subjectPENGETAHUAN DAN POLA ADAPTASIen_US
dc.subjectMASYARAKAT DESA SUKOREJO TENTANG BENCANA BANJIRen_US
dc.subjectDI KABUPATEN TRENGGALEKen_US
dc.titleKONSTRUKSI PENGETAHUAN DAN POLA ADAPTASI MASYARAKAT DESA SUKOREJO TENTANG BENCANA BANJIR DI KABUPATEN TRENGGALEKen_US
dc.typeDiploma Reporten_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record