KONSTRUKSI PENGETAHUAN DAN POLA ADAPTASI MASYARAKAT DESA SUKOREJO TENTANG BENCANA BANJIR DI KABUPATEN TRENGGALEK
Abstract
Desa Sukorejo merupakan desa yang sering terkena musibah banjir, hampir setiap tahun banjir melanda 
pemukiman masyarakat Desa Sukorejo. Masyarakat sudah terbiasa dengan terjadinya banjir sehingga 
mereka membiarkan begitu saja banjir yang terjadi tanpa adanya penanggulangan yang dilakukan, 
masyarakat hanya melakukan penyesuaian terhadap banjir semampu mereka. Pada semestinya masyarakat 
yang sering dilanda banjir akan melakukan penanggulangan agar pemukiman mereka terhindar dari 
bencana banjir namun masyarakat Desa Sukorejo hanya menerima begitu saja banjir yang telah terjadi 
tanpa ada penanggulangan. Peneliti ingin mengetahui bagaimana masyarakat memaknai bencana banjir 
yang telah terjadi.
Penelitian ini menggunakan Teori Konstruksi Sosial Peter Berger dan Metode Kualitatif dalam melihat 
fenomena dan pengetahuan yang dibangun oleh Masyarakat Desa Sukorejo sehingga mereka dapat memaknai 
bencana banjir yang terjadi. Dalam pengambilan data, peneliti menggunakan tehnik observasi, 
wawancara, dan studi pustaka. Untuk penentuan informan menggunakan Purposive sampling dengan 
memilih kriteria yang sesuai dan juga untuk menguji keabsahan data penulis menggunakan tehnik 
triangulasi yaitu dengan mengkroscek data yang telah diperoleh (data primer) dengan data penunjang 
(data sekunder).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konstruksi pengetahuan Masyarakat Desa Sukorejo dalam 
memaknai banjir sebagai bencana yang biasa terjadi dan banjir sebagai pembelajaran, masyarakat juga 
belajar bahwa dari adanya banjir yang terus menerus terjadi menjadikan mereka dapat beradaptasi 
yaitu menyelamatkan harta benda, alih pekerjaan dan juga meninggikan pemukiman. Pengetahuan yang 
dibangun atas kenyataan yang ada terjadi karena
adanya tahapan proses Eksternalisasi, Objektivasi, dan juga Internalisasi. Pada tahap 
Eksternalisasi masyarakat masih dalam tahap pertama sehingga mau tidak mau mereka harus melakukan 
tindakan penyelamatan semampu mereka. Pada tahap Objektivasi masyarakat sudah mulai dapat 
mengorganisasikan tindakan mereka dan juga tahap Internalisasi masyarakat telah mengidentifikasi 
diri sehingga masyarakat Desa Sukorejo mendapatkan pola adaptasi yang tepat dalam meminimalisir 
bencana banjir.
Ketidakmampuan Masyarakat Desa Sukorejo dalam menanggulangi bencana banjir menjadikan mereka 
melakukan tindakan penyesuaian semampu dan sekuat mereka, mereka menganggap bahwa penanggulangan 
bencana merupakan tugas dari Pemerintah sehingga jika tidak ada gerakan dari Pemerintah maka mereka 
juga tidak melakukan tindakan agar daerah mereka selamat dari bencana banjir.
