Show simple item record

dc.contributor.authorSalikin, Hairus
dc.date.accessioned2017-10-09T07:22:48Z
dc.date.available2017-10-09T07:22:48Z
dc.date.issued2017-10-09
dc.identifier.isbn978-602-8620-57-4
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/82024
dc.description.abstractBuku ini adalah hasil perenungan setelah membaca buku- buku terkait dengan topik yang dibahas. Buku yang ditulis oleh Glesne dan Peskhin, misalnya, sangat banyak dijadikan dasar dalam penulisan buku ini. Kerangka dasar dari buku ini adalah memberikan pengantar bagi orang yang ingin mulai melakukan penelitian kualitatif. Karakteristik khusus sekaligus masalah terbesar dalam penelitian kualitatif adalah interaksi tatap muka karena itu mengharuskan peneliti untuk terlibat dalam kehidupan orang yang diteliti. Seringkali keterlibatan tersebut menimbulkan bahaya atau masalah masalah lain. Interaksi tatap muka juga mengharuskan adanya diskusi tentang hubungan yang ada, subyektifitas, dan masalah-masalah etika lainnya. Hubungan antara peneliti dan yang diteliti menjadi begitu penting sehingga bisa mempengaruhi keputusan tentang siapa dan apa yang akan dipelajari. Dalam penelitian kuantitatif, hal yang diteliti disebut dengan subyek. Istilah subyek tidak digunakan dalam penelitian kualitatif, karena istilah tersebut menyiratkan makna “dikenai” dan bukannya “berinteraksi bersama” yang sebetulnya menjadi ciri dari penelitian kualitatif. Interaksi tatap muka dalam penelitian kualitatif juga memunculkan pertanyaan tentang siapa yang akan melakukan penelitian. Biasanya, rumusan masalah akan menentukan metode apa yang akan dipakai. Kenyataan di lapangan banyak orang yang beralih ke penelitian kualitatif karena tidak menyukai statistik. Padahal sebenarnya penelitian kualitatif juga menuntut waktu yang tidak terbatas. Artinya baik penelitian kualitatif atau quantitif sama sama memiliki tantangan yang harus dengan serius dilakukan oleh peneliti. Seorang peneliti kualitatif yang baik harus memiliki kemampuan yang baik dalam hal “membaca”, berefleksi” dan melakukan penelitian itu sendiri. Tidak ada patokan yang jelas untuk kriteria kinerja seorang peneliti kualitatif. Sebagai contoh, walaupun ada konsep inti yang mendasari masalah wawancara dan pengamatan partisipan, namun teknik pengumpulan data akan menjadi berbeda ditangan peneliti yang berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan karena karakteristik personal peneliti seperti misalnya gender, usia, kepribadian, temperamen dan skill. Karena itulah, seorang peneliti kualitatif yang baik dituntut harus menguasai pengetahuan umum yang terkait dengan proses penelitian dan berdasarkan kualitas-kualitas pribadi yang dimilikinya, ia harus bisa menyesuaikan itu semua dalam penelitian yang ia lakukan. Teori-teori yang terkait dengan penelitian kualitatif akan menjadi bagian dari bab-bab yang ada dalam buku ini. Bab-bab tersebut memilah-milah pemikiran atau teori yang ada sehingga memberikan kesan bahwa, misalnya pengumpulan data adalah berbeda dengan analisis data. Penulis menggunakan bab-bab yang ada untuk mengarahkan fokus pembaca pada satu aspek penelitian walaupun aktifitas dalam penelitian kualitatif cenderung bersifat berkelanjutan dan tumpang tindih. Dalam buku ini juga dicantumkan bab yang membahas tentang hubungan dan subyektifitas serta masalah-masalah etika karena dianggap penting untuk dipertimbangkan selama dilakukannya penelitian.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPenelitien_US
dc.subjectPenelitian Kualitatifen_US
dc.titlePENELITI DAN PENELITIAN KUALITATIF: Sebuah Pemahaman Awalen_US
dc.typeBooken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record