ANALISIS STRATEGI PEMASARAN EKOTURISME PADA PT PERHUTANI (PERSERO) RAYON V UNIT II JAWA TIMUR
Abstract
Penelitian Analisis Strategi Pemasaran Ekoturisme Pada PT Perhutani (Persero) Rayon V Unit II Jawa Timur telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal, menentukan posisi bisnis masing-masing unit bisnis strategis ekoturisme, dan menetapkan strategi yang tepat dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan.
Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dengan cara observasi dan kuesioner, serta data sekunder yang diperoleh dari PT Perhutani (Persero) Rayon V Unit II Jawa Timur wilayah kerja Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jember, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Barat, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Bondowoso.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dan matriks Portofolio General Electric/McKinsey (GE). Matriks SWOT digunakan untuk memformulasikan strategi yang bisa diterapkan pada industri wisata (ekoturisme) sedangkan Matrik portofolio GE digunakan untuk memformulasikan strategi pada masing-masing unit bisnis strategis ekoturisme PT Perhutani (Persero) Rayon V Unit II Jawa Timur.
Hasil analisis menunjukkan bahwa posisi perusahaan pada daerah Invest, berarti strategi yang tepat untuk diterapkan adalah tumbuh alami. Adapun strategi spesifiknya yaitu mulai usaha, tumbuh seiring industri, raih posisi bertahap, raih posisi agresif, pertahankan posisi, dan panen.
Posisi Wana Wisata Tanjung Papuma, Grajagan, Watu Dodol, dan Pasir Putih terdapat pada posisi stabil. Strategi yang dapat diterapkan adalah selektifitas (pengaturan) pendapatan. Adapun pilihan strateginya yaitu melindungi program yang ada dan mengkonsentrasikan investasi pada usaha yang mempunyai keuntungan baik dan beresiko rendah.
Posisi Wana Wisata Rowo Bayu dan Tancak Kembar terdapat pada posisi divestasi. Strategi yang bisa diterapkan adalah perluasan terbatas dengan beberapa pilihan strategi yaitu berhati-hati, berekspansi apabila tidak beresiko tinggi, investasi minimal dan merasionalisasi operasi. Investasi minimal dilaksanakan untuk promosi aktif dikarenakan kedua wana wisata tersebut masih baru.
Collections
- MT-Management [539]