dc.description.abstract | menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, namun kenyataanya abate kurang disukai masyarakat karena menimbulkan bau air yang tidak enak. Guna mengatasi masalah tersebut maka perlu segera dilakukan pencarian insektisida baru sebagai insektisida alternatif pengganti, yaitu insektisida hayati yang berasal dari tanaman yang mengandung bahan aktif pestisida yang berasal dari sumberdaya hayati lokal, seperti ekstrak daun serai wangi (andropogon Nardus) dan daun sirih (Piper betle).
Berdasarkan uji Anova bisa diketahui bahwa konsentrasi yang berbeda dari konsentrasi ekstrak daun serai wangi (Andropogon Nardus) yaitu 0,1%,0,15%,0,3%,045% dan 0,6%, konsentrasi ekstrak daun sirih (Piper betle) yaitu 0,01%,0,025%,0,05%,0,075%,dan 0,1%, serta kelompok kontrol yaitu akuades,etanol 96%,tween 80% dan abate SG 1% memberikan tingkat moralitas larva nyamuk yang berbeda pula. Uji korelasi memberikan hasil bahwa dengan semakin meningkatnya konsentrasi, maka mortalitas larva semakin meningkat pula.
Uji probit memberikan hasil bahwa untuk waktu pengamatan 1 jam setelah perlakuan LC50 terletak pada konsentrasi 0,5118 untuk ekstrak serai wangi dan 0,0845 untuk ekstrak sirih. Sedangkan untuk LC90 terletak pada konsentrasi 0,6641 untuk ekstrak serai wangi dan 0,1022 untuk ekstrak sirih. Dari hasil tersebut terlihat bahwa untuk membunuh larva nyamuk sebanyak 50% dan 90% dari populasi sampel dengan waktu kematian 1 jam setelah perlakuan memerlukan konsentrasi ekstrak serai wangi yang lebih banyak daripada ekstrak sirih.
Ekstrak daun sirih (Piper betle) mempunyai kemampuan untuk membunuh larva nyamuk Aedes aegypty lebih efektif daripada ekstrak daun serai wangi (Andropogon nardus), dengan semakin meningkatnya konsentrasi, maka mortalitas larva semakin meningkat pula. Ekstrak sirih (PIper betle) bisa dijadikan pilihan utama untuk membunuh larva nyamuk Aedes aegypty karena dengan konsentrasi yang rendah, ekstrak daun sirih (Piper betle) sudah mampu membunuh larva nyamuk Aedes aegypty. Penggunaan ekstrak daun serai wangi (Andropogon nardus) dan daun sirih (Piper betle) diharapkan dapat menanggulangi larva nyamuk Aedes aegypty yang bertindak sebagai vektor penyakit DBD, sehingga insektisida hayati ini dapat mengatasi masalah penyakit DBD di Indonesia dengan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, murah harganya, dan berdaya bunuh tinggi terhadap serangga sasaran.
Kata kunci : larvasida;sirih;serai wangi;Aedes aegypty | en_US |