dc.description.abstract | Konsep pemasaran dewasa ini tidak lagi terpaku pada market oriented, tapi telah bergeser kearah consumer oriented. Artinya, bahwa pemasaran tidak lagi berhenti pada pemuasan keinginan konsumen saja, namun lebih jauh lagi adalah terjadinya pembelian berulang untuk mempertahankan pasar sasaran.
Sebagai institusi pemerintah yang bertugas menjaga stabilitas harga pangan (beras), Bulog menghadapi delematika yang serius, mengingat di satu sisi diharuskan membeli gabah/beras petani dengan harga yang ditetapkan pemerintah untuk melindungi petani, tapi pada sisi lain ada pula keharusan menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen dengan pasar yang terbatas. Posisi itu menjadi bertambah sulit manakala salah satu captive marketnya (PNS) mulai rneninggalkan Bulog karena problem kepuasan pelayanan.
Atas dasar kondisi tersebut, dengan mengambil sample Sub Dolog Surabaya Utara, penelitian ini mencoba mencari jawaban apa faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan jasa pelayanan beras, dan apa faktor dominan yang mempengaruhi tingkat kepuasan tersebut.
Melalui pengumpulan data dengan menggunakan metode interview, questioner, observasi, dan kepustakaan serta serta dengan menggunakan analisa kuantitatif dan analisa kualitatif untuk menganalisa temuan data diperoleh jawaban, bahwa sikap konsumen (PNS) merupakan faktor pengaruh terhadap kepuasan untuk mengkonsumsi beras Dolog, meskipun relatif kecil. Sedangkan faktor dominan yang mempengaruhi sikap konsumen (PNS) adalah faktor pengenalan beras.
Dengan demikian, promosi pemasaran merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna jasa pelayanan beras.Hasil ini sekaligus membantah hipotesa yang memasukan kualitas beras sebagai faktor dominan. | en_US |