Show simple item record

dc.contributor.advisorHARYONO, Matnur
dc.contributor.advisorPRAMONO, Rudy Eko
dc.contributor.authorNARISKA, Yusandy
dc.date.accessioned2017-08-09T06:50:18Z
dc.date.available2017-08-09T06:50:18Z
dc.date.issued2017-08-09
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/80936
dc.description.abstractDari hasil analisa yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : Ratio Likuiditas Dari perhitungan rasio likuiditas jumlah yang diperoleh dari kedua kebijaksanaan adalah sama dan berada pada batas standar normal, untuk lebih jelasnya akan diterangkan sebagai berikut: a.Current Rasio Dari hasil perhitungan yang dilakukan, menurut Depkop = 2,41 dan menurut Standar Akuntansi Indonesia = 2,43, sehingga dari keduanya menyatakan PKP-RI mampu menutup hutang lancarnya dengan aktiva lancar yang dimiliki. Apabila dievaluasi dari standar normal (2,50) maka besar kedua rasio diatas hampir mendekati maka dapat dinyatakan balk. b.Quick Rasio Berdasarkan hasil perhitungan, menurut Depkop = 1,93 dan menurut Standar Akuntansi Indonesia = 1,95, sehingga dari hasil tersebut dapat dinyatakan PKP-R1 mampu menutup hutang lancarnya dengan menggunakan quick asset/kekayaan yang dapat denga.i segera dicairkan. Batas ukuran normal dad rasio ini adalah 1,00 maka kedua perhitungan besar rasio tersebut dianggap balk. c.Cash Rasio Balk menurut Depkop maupun Standar Akuntansi Indonesia jumlahnya sama yaitu 0,50. hal ini berarti PKP-RI tidak mampu menjamin/menutup hutang lancarnya dengan menggunakan kekayaan dad kas dan bank. Tetapi ditinjau dari batas kewajaran (0,71) maka besar rasio tersebut dianggap memadai/baik. Rasio Solvabilitas Didalam penentuan hasil rasio solvabilitas terdapat perbedaan cara perhitungan dad kedua kebijaksanaan tersebut, namun demikian hasil perhitungan balk menurut Depkop maupun menurut Standar Akuntansi Indonesia menyatakan bahwa FKP-RI mampu menutup seluruh hutangnya balk dengan modal sendiri maupun dengan seluruh aktivanya. a.Total Debt to Equity Ratio Besar ratio dari analisis menurut Depkop = 3,23 atau setiap Rp.1,00 hutang dijamin dengan Rp.3,23 modal sendiri. Sedangkan menurut Standar Akuntansi Indonesia = 32,34 % atau setiap Rp.1,00 modal sendiri menjamin Rp.0,32 total hutang. b.Total Debt to Total Capital Assets Ratio Besar rasio dari analisis menurut Depkop = 4,27 atau setiap Rp.1,00 seluruh hutang dijamin dengan Rp.4,27 total aktiva. Sedangkan menurut Standar Akuntansi Indonesia =24,44 % atau setiap Rp.1,00 total aktiva menjamin Rp.0,24 total hutang. Selain itu kedua-duanya juga dianggap balk apabila dievaluasi dari baths normal besar solvabilitas dengan perincian sebagai beriklit : dari perhitungan menurut Depkop besar rasio diatas 1,00 berarti deism keadaan balk. Sedangkan menurut Standar Akuntansi Indonesia, karena penggunaan rumus yang berbandIng terbalik terhadap aturan Depkop, maka besar rasio dibawah 1,00 dianggap balk. 4.1.3 Rentabilitas Pada perhitungan Rentabilitas terjadi perbedaan yaitu besar rentabilitas dari analisis menurut Depkop = 7,49 %, sedangkan menurut Standar Akuntansi Indonesia =4,55 %. Meskipun demikian besar rentabilitas dari kedua kebijaksanan dianggap balk apabila disesuaikan dengan standar normal sebesar 3,02en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseriesE1D1952245;
dc.subjectANALISIS KOMPARATIF RASIO FINANSIAL DITINJAU DARI ATURAN DEPKOP DENGAN STANDAR AKUNTANSI INDONESIA PADA LAPORAN KEUANGAN TAHUN 1999 PUSAT KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA KABUPATEN NGAWIen_US
dc.titleANALISIS KOMPARATIF RASIO FINANSIAL DITINJAU DARI ATURAN DEPKOP DENGAN STANDAR AKUNTANSI INDONESIA PADA LAPORAN KEUANGAN TAHUN 1999 PUSAT KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA KABUPATEN NGAWIen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record