Show simple item record

dc.contributor.advisorSunardi
dc.contributor.advisorKurniati, Dian
dc.contributor.authorAlfarisi, Muhammad Alfan
dc.date.accessioned2017-08-04T07:21:16Z
dc.date.available2017-08-04T07:21:16Z
dc.date.issued2017-08-04
dc.identifier.nim130210101049
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/80840
dc.description.abstractFokus dalam penelitian ini adalah kecerdasan visual-spasial siswa hal ini dikarenakan masih sedikit penelitian terkait dengan kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan permasalahan geometri. Kecerdasan visual-spasial merupakan kemampuan untuk mempersepsi dan memanipulasi dunia spasial. Indikator kecerdasan visual-spasial yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 karakteristik yaitu pengimajinasian, pengkonsepan, pemecahan masalah dan pencarian pola. Kecerdasan visual-spasial dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah gender. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam hal kecerdasan visual-spasial antara laki-laki dan perempuan. Penelitian ini dilaksanakan untuk mendiskripsikan karakteristik kecerdasan visual-spasial dalam menyelesaikan soal berstandar PISA ditinjau dari gender. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2017. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Jember yang terdiri dari 67 siswa saat tes dan 11 siswa (6 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan) saat wawancara. Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah 1) Menentukan subjek; 2) Menyusun instrumen penelitian; 3) Uji validasi; 4) Uji keterbacaan; 5) Melaksanakan tes dan wawancara; 6) Analisis data. Berdasarkan analisis data validasi instrumen, didapatkan rerata (Va) untuk soal tes berstandar PISA dan pedoman wawancara masing-masing adalah 4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua instrumen sangat valid dan dapat dilanjutkan pada tahap uji keterbacaan. Adapun hasil dari uji keterbacaan adalah saran untuk mengubah beberapa kata atau kalimat pada naskah soal karena sulit dipahami oleh siswa. Soal tes yang sudah direvisi dapat diberikan kepada subjek penelitian sebagai instrumen tes. Setelah dilakukan tes, beberapa siswa dipilih secara acak untuk mengikuti wawancara. Berdasarkan hasil analisis data tes dari 67 siswa didapatkan data untuk karakteristik pengimajinasian baik siswa laki-laki maupun perempuan cenderung mampu memenuhi semua indikator kecuali indikator ketiga, sedangkan untuk karakteristik pengkonsepan baik siswa laki-laki maupun perempuan cenderung mampu memenuhi semua indikator yang diberikan. Untuk karakteristik pemecahan masalah baik siswa laki-laki maupun perempuan cenderung hanya mampu memenuhi indikator pertama sedangkan indikator lain tidak terpenuhi, sedangkan untuk karakteristik pencarian pola, siswa laki-laki dan perempuan cenderung mampu memenuhi semua indikator yang diberikan. Saat dilakukan wawancara pada beberapa siswa, untuk karakteristik pengimajinasian terjadi perubahan pada beberapa siswa yang awalnya tidak memenuhi indikator ketiga cenderung mampu memenuhi indikator tersebut. Untuk karakteristik pengkonsepan juga terjadi perubahan pada beberapa siswa yang tadinya terdapat salah satu atau seluruh indikator tidak terpenuhi namun saat wawancara menjadi terpenuhi. Untuk karakteristik pemecahan masalah tidak begitu banyak perubahan dikarenakan jawaban siswa cenderung konsisten sebelum dan sesudah wawancara. Untuk karakteristik pencarian pola perubahan level hanya terjadi pada beberapa siswa yang saat tes tidak mampu memenuhi indikator ketiga cenderung mampu memenuhi indikator tersebut saat wawancara. Berdasarkan data di atas diperoleh kecenderungan bahwa pada karakteristik pengimajinasian siswa laki-laki maupun perempuan mampu menuangkan informasi pada soal ke dalam bentuk gambar, serta mampu menuliskan langkah pengerjaan dengan benar namun jawaban akhir tidak benar. Untuk karakteristik pengkonsepan baik siswa laki-laki maupun perempuan cennderung dapat mengkaitkan soal dengan konsep matematika dan menuliskan langkah pengerjaan serta jawaban akhir dengan benar. Untuk karakteristik pemecahan masalah baik siswa laki-laki maupun perempuan cenderung hanya memiliki 1 strategi dalam menyelesaikan soal, tidak mampu menuliskan langkah pengerjaan dan jawaban akhir dengan benar. Untuk karakteristik pencarian pola, siswa laki-laki maupun perempuan cenderung mampu menemukan pola dan menuliskan langkah pengerjaan serta jawaban akhir dengan benar.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKecerdasan Visual-Spasial Siswaen_US
dc.subjectSoal Berstandar PISAen_US
dc.subjectGenderen_US
dc.titleKECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BERSTANDAR PISA DITINJAU DARI GENDERen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record