dc.description.abstract | Setiap siswa akan dihadapkan dengan suatu masalah atau persoalan
khususnya dalam pembelajaran matematika. Oleh sebab itu setiap siswa
diharapkan meiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan
kreatif. Berpikir kritis menghendaki seseorang untuk mempertimbangkan segala
hal yang berkaitan dengan suatu masalah sebelum akhirnya mengambil keputusan
yang masuk akal dari penyelesaian masalah tersebut karena mampu memberikan
tuntunan atau arahan yang tepat dalam berpikir dan bekerja. Pentingnya berpikir
kritis dalam pembelajaran matematika yaitu untuk mempersiapkan siswa agar
menjadi pemecah masalah yang tangguh, pembuat keputusan yang matang, serta
orang yang tak pernah berhenti belajar dan berputus asa. Kemampuan berpikir
kritis menurut Ennis memiliki enam unsur dasar yang perlu dipertimbangkan dalam
berpikir kritis yaitu : fokus (focus), alasan (reason), kesimpulan (inference), situasi
(situation), kejelasan (clear), dan pemeriksaan secara menyeluruh (overview).
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan profil berpikir kritis siswa usia 16 dalam menyelesaikan soal
matematika pokok bahasan peluang, mendeskripsikan profil berpikir kritis siswa
usia 17 dalam menyelesaikan soal matematika pokok bahasan peluang dan
mendeskripsikan profil berpikir kritis siswa usia 18 dalam menyelesaikan soal
matematika pokok bahasan peluang. Metode pengumpulan data menggunakan
metode tes dan wawancara. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu
dilakukan validasi tes kemampuan berpikir kritis dan validasi pedoman
wawancara. Hasil validasi instumen tes diperoleh 4,71 yang termasuk kriteria
valid dengan beberapa saran revisi, sedangkan hasil validasi pedoman wawancara
diperoleh 4,63 yang juga termasuk kriteria valid. Tes kemampuan berpikir kritis
dilaksanakan pada tanggal 12 Januari 2017 dan soal tes tersebut diberikan kepada
siswa kelas XII-IPA 1 MAN 3 Jember yang berjumlah 30 siswa. Pemilihan kelas
menggunakan teknik purposive sampling agar subyek yang diteliti sesuai dengan
kriteria yang diinginkan oleh peneliti.
Kemudian dilakukan test soal peluang setelah itu dipilih 6 orang yang
terdiri masing-masing 2 siswa dari usia 16, 17 dan 18. Dari 6 siswa tersebut
dilakukan wawancara guna mengkonfirmasi jawaban test dari ke 6 siswa tersebut
dan didapatkan kesimpulan bahwa pada tahap menganalisis dan memfokuskan
pertanyaan siswa yang yang berumur 16 tahun cenderung menuliskan semua data
yang diketahui dan ditanya dengan benar dan lengkap. Siswa yang yang berumur
17 tahun menuliskan data yang diketahui dan yang ditanya dengan kurang
lengkap dan siswa yang berumur 18 tahun mampu menuliskan semua data
dengan benar dan lengkap.
Pada tahap menentukan solusi, siswa yang yang berusia 16 tahun
cenderung menjalankan prosedur dengan benar dan menuliskan penyelesaian
dengan runtut meskipun terkadang kurang teliti. Siswa yang berusia 17 tahun
mampu menuliskan solusi pada soal yang diberikan dan siswa yang berusia 18
tahun juga mampu menetukan solusi pada soal yang telah diberikan.
Pada tahap menentukan kesimpulan siswa yang berusia 16 tahun mampu
menuliskan kesimpulan pada soal yang telah diberikan, siswa yang berusia 17
tahun mampu menuliskan kesimpulan pada soal yang diberikan namun berbeda
pada siswa yang berusia 18 tahun ada salah satu siswa yang dipilih tidak
menuliskan kesimpulan pada salah satu soal yang diberikan.
Dapat diambil beberapa kesimpulan dari penelitian yaitu siswa kelas XII-IPA
1 MAN 3 Jember yang berumur 18 tahun dalam menyelesaikan soal peluang,
mampu mencapai semua indikator yang digunakan yaitu focus, reason, inference,
situation, clarity dan overview. Pada usia ini siswa lebih memiliki pola-pola yang
diluar siswa lainnya, siswa pada usia ini juga lebih terperinci dalam mengerjakan
suatu soal. Siswa kelas XII-IPA 1 MAN 3 Jember yang berumur 17 tahun dalam
menyelesaikan soal peluang, mampu mencapai 5 indikator dari 6 indikator yang
digunakan yaitu reason, inference, situation, clarity dan overview. Siswa pada
usia ini kurang teliti dalam mengerjakan hal tersebut bahwa ada subjek yang tidak
xi
mampu menuliskan indikator yang pertama yaitu focus. Siswa kelas XII-IPA 1
MAN 3 Jember yang berumur 16 tahun dalam menyelesaikan soal peluang,
mampu mencapai 5 indikator dari 6 indikator yang digunakan yaitu focus, reason,
situation, clarity dan overview. Sama seperti halnya usia sebelumnya, siswa ini
juga kurang teliti dalam mengerjakan sehingga tidak mampu menuliskan indikator
yang ke tiga yaitu inference. | en_US |