Show simple item record

dc.contributor.authorGustiya Karyaningsih
dc.date.accessioned2013-08-21T06:59:46Z
dc.date.available2013-08-21T06:59:46Z
dc.date.issued2013-08-21
dc.identifier.nimNIM060210192077
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/806
dc.description.abstractFisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains yang menerangkan berbagai gejala dan kejadian alam, yang memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang didapat, penyajian secara matematis dan berdasarkan peraturan-peraturan umum. Bahan pelajaran fisika untuk berbagai kalangan tentunya tidak lepas dari teori. Untuk mengetahui teori tersebut, cara belajar siswa harus diawali dengan membaca. Salah satu materi pada mata pelajaran fisika yang membutuhkan banyak materi adalah pada pokok bahasan fluida materi bahasan fluida dinamis. Berdasarkan fakta yang ada telah diketahui bahwa dikalangan siswa telah berkembang kesan bahwa pelajaran fisika merupakan salah satu pelajaran yang tidak digemari siswa karena motivasi untuk belajar fisika, sehingga ada anggapan bahwa fisika itu sulit dan membosankan. Pembelajaran konvensional dalam prakteknya cenderung mengacu pada pandangan behavioristik. Proses pembelajaran konvensional ini cenderung terpusat pada guru, sehingga siswa menjadi pasif. Peran guru hanya mengajarkan materi yang berorientasi pada hasil belajar tanpa memperhatikan bagaimana proses pembelajaran terjadi. Dengan kata lain siswa ditempatkan sebagai objek dalam suatu pembelajaran. Pada umumnya, metode yang paling banyak digunakan dalam pembelajaran fisika adalah metode ceramah, dengan kegiatan belajar mengajar fisika yang berlangsung searah yaitu guru sebagai pusat kegiatan, sedang siswa diposisikan sebagai obyek yang akan selalu menerima apa yang disampaikan oleh guru.Hal ini menyebabkan fisika menjadi pelajaran yang kurang menarik bagi siswa disebabkan fisika selalu identik dengan menghafal rumus dan ketika pembelajaran siswa cenderung pasif. SMA Negeri 1 Kencong adalah salah satu sekolah yang ada di Kabupaten Jember. Berdasarkan observasi kegiatan belajar mengajar yang terjadi di SMA Negeri 1 Kencong, Terlihat kurang bisa diterima siswa dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari : 1) Ketika KBM berlangsung siswa aktif cenderung ramai; 2) siswa aktif cenderung menganggu teman yang lain; 3) tidak memperhatikan penjelasan guru; 4) untuk siswa yang pendiam lebih banyak mencatat; 5) siswa yang tiak pendiam lebih sering bermain sendiri. Guru hendaknya tidak menyajikan materi pelajaran fisika dalam bentuk yang membuat siswa bersikap pasif, melainkan harus diatur sehingga mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu pada pembelajaran fisika diharapkan siswa dapat belajar merumuskan masalah, untuk menarik siswa lebih aktif berfikir dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan strategi pembelajaran harus mampu membuat siswa berfikir aktif dan tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat membantu siswa berfikir aktif untuk memperoleh suatu konsep dibantu pertanyaan-pertanyaan dari teman sebaya adalah Pendekatan STM (saint Tehnologi Masyarakat). Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Adakah perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika siswa menggunakan penerapan pendekatan sains tekhnologi dan masyarakat (STM) dengan penilaian portofolio pada pembelajaran fisika di SMA dan pembelajaran model konvensional. (2) Bagaimanakah aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran menggunakan penerapan pendekatan sain tehnologi dan masyarakat (STM) dengan penilaian portofolio pada pembelajaran fisika di SMA?. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan tempat penelitian ditentukan menggunakan cara purposive sampling area. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kencong. Responden penelitian ditentukan setelah dilakukan uji homogenitas. Penentuan sampel penelitian dengan cluster random sampling. Rancangan penelitian menggunakan post-test control design. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan Independent Sample t-tes untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, sedangkan menggunakan persentase aktivitas klasikal untuk menjawab rumusan masalah yang kedua. Analisis data menggunakan SPSS 16 menunjukkan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan hasil belajar kelas kontrol. Setelah dikonsultasikan pada taraf signifikasi 5% hasilnya 0,001>0,000. Dengan demikian rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan hasil belajar kelas control. Hasil analisis aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran fisika menggunakan Pendekatan STM (Saint Tehnologi dan Masyarat) dengan penilaian portofolio pada pertemuan pertama dan kedua diperoleh persentase aktivitas siswa sebesar 76,98 % dan termasuk pada kategori aktif. Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar fisika yang menggunakan Pendekatan Sains Tehnologi dan Masyarakat (STM) dengan penilaian portofolio pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Kencong. (2) Pendekatan Sains Tehnologi dan Masyarakat (STM) dengan penilaian portofolio dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kencong selama mengikuti pembelajaran.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060210192077;
dc.subjectSTM (SAINS TEHNOLOGI MASYARAKAT)en_US
dc.titlePENERAPAN PENDEKATAN STM (SAINS TEHNOLOGI MASYARAKAT) DENGAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record