dc.description.abstract | Fakta di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran fisika masih sering
mengalami kendala, diantaranya hasil belajar siswa rendah, kegiatan praktikum
jarang dilakukan, kegiatan diskusi didominasi siswa yang pintar dan siswa pasif
dalam pembelajaran. Hasil belajar yang rendah menunjukkan bahwa tujuan
pembelajaran belum tercapai. Keterampilan proses sains sangat penting bagi
setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam
mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau
mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki. Rendahnya keterampilan
proses sains siswa salah satunya juga disebabkan oleh pembelajaran yang lebih
ditekankan pada ketuntasan materi dan kurang ditekankan pada penguasaan
konsep dari materi tersebut. Materi baru memerlukan pembentukan konsep yang
lebih matang agar dalam pembelajaran siswa dapat membangun kognitif dengan
konsep yang benar dan siswa dapat memahami konsep pada materi tersebut. Salah
satu materi baru yang diajarkan di SMA adalah materi elastisitas. Salah satu
model pembelajaran yang diprediksi dapat mengatasi permasalahan tersebut
adalah model GI-GI (Group Investigation-Guided Inquiry). Model GI-GI
merupakan suatu model pembelajaran yang menuntun siswa bersama
kelompoknya menemukan sendiri pengetahuan dengan bimbingan guru. Jenis
penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Tujuan penelitian ini yang pertama
adalah untuk mendeskripsikan keterampilan proses sains siswa selama
mengunakan model GI-GI dalam pembelajaran elastisitas di SMA. Tujuan yang
kedua adalah untuk mengkaji pengaruh model GI-GI terhadap hasil belajar di
SMA.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain
penelitian post-test only control design. Tempat penelitian ditentukan
menggunakan purposive sampling area. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri
viii
Kalisat. Sampel penelitian ditentukan menggunakan metode cluster random
sampling dengan teknik undian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah dengan observasi, dokumentasi, tes dan wawancara. Teknik analisis data
untuk menjawab rumusan masalah pertama menggunakan analisis deskriptif
berdasarkan LKS kelas eksperimen. Sedangkan untuk menjawab rumusan
masalah kedua menggunakan uji independent sample t-test dengan bantuan
program SPSS 22.
Rata-rata persentase keterampilan proses sains dasar pada setiap RPP
mengalami peningkatan. Pada RPP 01 (Pertemuan 1 dan 2) rata-ratanya sebesar
59,60%, pada RPP 02 (Pertemuan 3) rata-ratanya sebesar 68,35% dan pada RPP
03 (Pertemuan 4 dan 5) rata-ratanya sebesar 79,46%. Hal ini membuktikan bahwa
model GI-GI dapat melatih dan mengembangkan keterampilan proses sains dasar
siswa. Skor akhir rata-rata keterampilan proses sains dasar sebesar 69,14% dan
termasuk dalam kriteria cukup baik. Rata-rata persentase keterampilan proses
sains terintegrasi pada RPP 01 (Pertemuan 1 dan 2) adalah sebesar 76,19%, pada
RPP 02 (Pertemuan 3) rata-ratanya 86,15% dan pada RPP 03 (Pertemuan 4 dan 5)
rata-ratanya sebesar 83,55%. Peningkatan rata-rata keterampilan proses sains
terintegrasi terjadi pada RPP 01 dan RPP 02. Namun terjadi penurunan pada RPP
03 dikarenakan pada RPP 03 materi yang menjadi pokok bahasan lebih sulit dari
pokok bahasan sebelumnya. Selain itu praktikum yang dilakukan cukup banyak
sehingg analisis dan pengolahan datanya juga cukup rumit. Skor akhir rata-rata
keterampilan proses sains terintegrasi sebesar 81,96% dan termasuk dalam kriteria
baik. Hasil analisis uji Independent sample t-test untuk hasil belajar siswa
diperoleh nilai Sig.(1-tailed) sebesar 0,000. Nilai Sig.≤0,05 sehingga hasil belajar
siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan dari
penelitian ini adalah: (1) keterampilan proses sains dasar dan terintegrasi siswa
selama menggunakan model GI-GI dalam pembelajaran elastisitas termasuk
dalam kategori baik. (2) Model GI-GI berpengaruh signifikan terhadap hasil
belajar dalam pembelajaran elastisitas di SMA. | en_US |